Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan pemajuan kebudayaan tersebut tidak hanya dengan upaya pelestarian kebudayaan, tapi juga bisa dengan memberdayakan sumber daya manusianya. Salah satunya lewat mengajarkan kesenian-kesenian asli Indonesia di sekolah.
"Kalau ketahanan budaya kita kuat, generasi muda kita akan dengan sendirinya memperlihatkan sikap keindonesiaan mereka. Maka, mari kita bawa kembali aksi kesenian asli Indonesia ke sekolah-sekolah kita," ucap Hilmar setelah menggelar rapat koordinasi nasional di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hilmar juga mengajak para kepala daerah yang hadir dalam rakornas untuk mulai menguatkan pijakan kebudayaan bangsa melalui upaya ketahanan budaya yang saat ini diketahui semakin lemah.
Saat ini, strategi pemajuan kebudayaan masih dalam proses perangkuman yang diharapkan pada 20 Agustus ini sudah selesai untuk dibawa daerah ke provinsi. Di provinsi, diharapkan akan selesai pada 5 Oktober yang nantinya akan dibawa ke kementerian yang akhirnya menghasilkan strategi pemajuan kebudayaan.
Dilanjutkannya, naskah strategi tersebut akan dibawa ke Presiden yang pada akhirnya akan menjadi Penetapan Presiden (perpres) tentang strategi kebudayaan. Diharapkannya bila lancar, maka akan berlanjut pada Kongres Kebudayaan yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 November hingga 2 Desember mendatang.
Sementara itu, saat ini dikatakan Hilmar, sudah ada 19 kabupaten/kota yang siap untuk proses pemajuan kebudayaan ini dari 519 kabupaten/kota di Indonesia dimana salah satunya adalah Yogyakarta.
"Masih kecil jumlahnya. Saya cukup tahu karena belum semua (daerah) menjadikan hal ini sebagai prioritas. Yogyakarta menyampaikan seluruh kabupaten/kotanya siap. Jawa Tengah juga sudah bimtek, 33 kabupaten/kota juga sudah meyerahkan. Saya kira menjelang pertengahan Agustus, paling tidak 30%-40% dari kabupaten yang ada," tutur Hilmar.
Langkah rekrutmen SDM untuk pemajuan kebudayaan seperti diungkapkan Hilmar itu tidak perlu, hanya saja SDM yang sudah ada perlu ditingkatkan kompetensinya.
"Pengalaman ini tidak perlu merekrut baru, orang yang ada sekarang kompetensinya kita tingkatkan. Sebetulnya melalui bimtek, program sertifikasi, didorong lagi untuk sekolah. Karena kebudayaan ini dihidupi sehari-hari ya. bukan suatu bidang yang seperti kedokteran atau pertanian, yang harus ahli. Kita hidup sudah dengan kebudayaan, saya kira dengan sedikit arahan teknis dan kompetensi," tutupnya.
Untuk informasi, rakornas ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Nyoman Shuida sebagai pimpinan rapat, Sekjen Kemendagri, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, dan jajaran kepala daerah seluruh Indonesia yang dilakukan di Gedung Rapat Utama Lantai 7 Kemenko PMK, Jakarta Pusat. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini