"Itu dia yang saya khawatirkan pada saat ini salah satunya (akan menimbulkan sentimen keagamaan)," ujar Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2018).
Dahnil mengatakan saat ini situasi politik menjelang pilpres semakin panas. Banyak upaya menjadikan agama sebagai komoditas politik.
"Itu terjadi di semua kubu, saya tidak mengatakan terjadi hanya pada satu kubu, di semua kubu, baik kubu Pak Jokowi maupun kubu Pak Prabowo," katanya.
Dengan dijadikannya agama sebagai komoditas politik, kata Dahnil, akan muncul stigma-stigma antitoleransi di masyarakat. Dengan begitu, kontestasi yang ada mengabaikan gagasan dan rekam jejak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahnil ingin mendorong publik mulai berpikir melakukan seleksi terhadap gagasan, bukan figur. Apalagi, belakangan, muncul diskursus identitas antara nasionalis dan Islamis.
"Bahkan semua partai juga berorientasi pada isu nasionalis-agamais. Kita dipolarisasi oleh dua, dikelompokkan oleh dua itu. Sedikit sekali capres atau kelompok masyarakat yang kemudian mendorong gagasan-gagasan besar. Apa sih ide besar dan masalah utama negeri ini? Itu yang belum keluar sampai detik ini," katanya.
Dahnil juga menegaskan pihaknya tak akan ikut serta dalam kericuhan politik praktis yang ada. Ia mengaku tak akan secara formal mendukung salah satu kandidat, seperti Ijtimak Ulama.
"Tradisi Muhammadiyah, tradisi Pemuda Muhammadiyah itu tidak pernah meng-endorse, mendukung secara terbuka capres. Kalau kemudian kadernya, misalnya, ya kami bebaskan untuk memilih atau meng-endorse secara personal, kelompok, tapi kalau secara formal sejak dulu Pemuda Muhammadiyah, Muhammadiyah, itu pasti menjaga jarak terkait dengan formalitas politik seperti itu," tutur Dahnil.
Sebelumnya, Ijtimak Ulama dilaksanakan pada 27-29 Juli 2018 di Hotel Peninsula, Jakarta Barat. Hasilnya, Ijtimak Ulama merekomendasikan pasangan Prabowo-Salim Segaf dan Prabowo-Ustaz Abdul Somad untuk Pilpres 2019. (mae/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini