Warga Gunung Kidul Temukan Jamu Atasi Flu Burung
Senin, 01 Agu 2005 23:43 WIB
Yogyakarta - Warga Gunung Kidul, Yogyakarta, mengaku menemukan jamu tradisional untuk mengobati dan mencegah flu burung. Meski belum teruji secara klinis jamu tersebut sudah banyak dipesan pembeli dari berbagai daerah."Semua ayam dan perkutut saya sehat dan tidak ada yang mati terserang flu burung walau ayam milik tetangga mati semuanya," kata 'penemu' jamu flu burung, Margono (71), di rumahnya di Dusun Glidak Desa Logandeng, Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (1/8/2005).Jamu ini sudah uji coba ke burung perkutut dan ayam milik Margono selama seminggu dua kali. Caranya tinggal dicampur dengan minuman hewan. Jamu temuan Margono semua berasal dari tanaman empon-empon dan rempah-rempah seperti temulawak, kunyit putih, temuireng, laos, jahe, daun sereh, secang, daun salam, cengkeh, arang bathok kelapa dan ginseng.Cara pembuatannya sangat mudah dan tidak rumit. Rata-rata sekitar 2 ons setiap jenis rempah-rempah dan empon-empon itu dicampur menjadi satu. Kemudian dimasak dengan air sebanyak 1 liter dengan menggunakan periuk tanah liat. Lalu direbus selama 15 menit hingga mendidih. Setelah rebusan itu dingin, jamu tersebut kemudian dicampurkan jadi satu dengan minuman burung atau ayam.Keahlian meracik jamu tradisional yang dilakukan Margono, sudah digeluti sejak tahun 2000. Ketika itu, ia sering jatuh sakit dan merasa tidak enak badan terus menerus. Karena merasa tidak sembuh setelah minum pil atau obat dari puskesmas maupun dokter, ia kemudian mencari obat-obatan dengan membaca buku mengenai jamu tradisional.Setelah membaca dan mengetahui kegunaan serta manfaat masing-masing tanaman obat-obatan, Margono kemudian mencoba meracik sendiri. Sebelumnya, jamu tersebut hanya diminum oleh keluarganya sendiri selama satu bulan setiap pagi dan sore sebanyak satu gelas. Hasilnya, semakin hari kondisi kesehatan Margono bertambah baik. Beberapa orang anggota keluarganya juga merasa lebih enak dan fit. "Tubuh merasa hangat dan tidak gampang lelah padahal umur saya sudah lebih dari 70 tahun," katanya.Saat wabah flu burung mulai muncul lagi di wilayah Gunung Kidul sekitar tiga bulan lalu, Margono mulai tergelitik untuk mencobakan jamu ramuannya kepada ayam-ayam peliharaannya. Sebanyak 250 ekor ayam miliknya sempat mati terkena wabah flu burung.Jamu sisa rebusan yang ketiga atau keempat kali yang diminum bagi manusia itu, kemudian dicobakan ke 100 ekor anak ayam miliknya. Hasilnya, anak ayam itu sehat setelah minum jamu selama dua kali seminggu, tidak ada yang mati saat ada flu burung lagi. Padahal ada ratusan ayam milik tetangga sekitar dan desa tetangga yang mati karena terserang virus mematikan itu.Setelah berhasil, Margono mulai mengenalkan pada tetangganya untuk memberi jamu ternaknya selama dua kali dalam seminggu. Beberapa orang tetangganya ternyata juga berhasil setelah diberikan jamu tersebut. Kini jamu ramuan Margono yang belum ada nama mereknya itu sudah menyebar ke berbagai wilayah di Gunungkidul, Bantul, Klaten, Solo, Wonogiri, dan Purworejo melalui mulut ke mulut, lewat tetangga sekitar dan sesama peternak. Setiap hari, rata-rata dia mendapat pesanan jamu sebanyak 20 botol."Kalau ditanya harga per botolnya saya bingung menghargainya. Niat saya hanya untuk menolong dan kalau liat orang sehat saya juga senang. Buktinya tetangga saya, Murwasno setelah minum jamu penyakit diabetesnya mulai menurun dan sekarang malah sembuh setelah minum jamu saya," bangga Margono.
(ism/)