Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun turun tangan. Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan memasang waring atau jaring di atas permukaan kali dengan maksud mengurangi bau tak sedap yang menguar.
Belakangan, urusan waring menjadi polemik sampai pemerintah pusat ikut ambil bagian. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane melakukan salah satu upaya pengurangan bau dengan membuka pintu air Gang Kelor (PA Sentiong). Air berasal dari Bendung Katulampa di Bogor yang dialirkan hingga ke Kali Sentiong melalui Kali Baru Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teranyar, hari ini sekumpulan warga yang mengaku berinisiatif menyebarkan serbuk penghilang bau bernama DeoGone. Serbuk itu dibikin seorang peneliti bernama Dr Tri Panji dari Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia.
Sebanyak 500 kilogram serbuk disebarkan di Kali Item. Dr Tri menyebut serbuk itu berbahan dasar jamur pelapuk putih yang dapat mengoksidasi kondisi Kali Item yang anaerob.
"Dengan jamur yang kerjanya oksidasi itu menjadi material yang baunya berkurang drastis. Jamur ini kan masuk kategori tanaman, dia tidak mengeluarkan amonia, tapi mengeluarkan uap air, makanya bau tidak tercium tapi penguraian tetap berjalan," sebut Tri.
Tri yakin DeoGone dapat menghilangkan bau di Kali Item. Apalagi, menurutnya, produknya itu kerap digunakan produsen tahu tempe yang notabene limbahnya disebut sebagai sumber bau di Kali Item.
"Kita yakin 99 persen ini akan efektif, karena kita juga nggak mau takabur. Selama ini kan masalah utamanya adalah buangan dari industri tahu tempe, produk DeoGone ini itu selama ini konsumennya produsen tahu tempe," kata Tri.
Tak hanya itu, cairan microba juga disemprotkan. Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) DKI Jakarta Peduli Sampah, Shodiq Sihardianto, mengaku telah meneliti sampling air di Kali Item, sebelum menyemprot Kali Item dengan microba yang terdiri dari asam laktat.
Baca juga: Ini Serbuk Penghilang Bau di Kali Item |
"Sebelum menginjeksi microba, kita sudah ambil sampling. Nanti setelah 5 hari, kita sampling lagi, kita ambil dengan tes lab, efektif atau tidak," ucap Shodiq.
Menurut Shodiq, proses penguraian bau memakan waktu 4 hingga 7 hari. Dia menyebut sekitar 2.500 liter cairan microba itu disemprotkan ke Kali Item.
"Jadi tidak sekedar mengurangi bau tapi dia mengurai yang ada di situ, lumpur juga di situ bisa kalau sudah bekerja, kan hidup ini micro, bisa jadi media tanam," kata Shodiq.
(dhn/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini