Kecam Aksi Terorisme, Menhan: Jangan Harap Bunuh Diri Masuk Surga

Kecam Aksi Terorisme, Menhan: Jangan Harap Bunuh Diri Masuk Surga

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Sabtu, 28 Jul 2018 18:39 WIB
Foto: Menhan Ryamizard Ryacudu di Konferensi Ulama Internasional. (Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom)
Mataram - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Racudu mengatakan aksi terorisme telah membuat setiap anak bangsa saling curiga. Dia menyebut para pelaku teror itu merupakan orang yang tak memahami nilai-nilai perdamaian agama Islam.

"Tetapi terorisme telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara. Terorisme ini telah membuat kita saling curiga dan saling memusuhi, terorisme pun telah merusak ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa ini," kata Ryamizard di Islami Centre Mataram, NTB, Sabtu (28/7/2018).


Ryamizard mengatakan aksi terorisme juga telah merusak citra agama Islam. Padahal, Islam selalu mengajarkan saling mengasihi antar sesama warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita semuanya mengencam aksi teror. Terorisme telah merusak nama baik agama Islam yang dikenal dengan agama yang senantiasa mengajarkan kedamaian dan mengasihi sesama umat bukan mengajarkan membunuh, tidak ada ayat atau hadits yang mengajarkan membunuh sesama apalagi bunuh diri," ujarnya.

Menurut dia, bunuh diri merupakan dosa terbesar yang tak pernah akan diampuni Allah SWT. Bagi dia, tak ada tempat bagi pelaku terorisme yang melakukan aksi bunuh diri.

"Perlu diketahui bahwa disatukan dosa terbesar manusia yang tidak pernah diampuni oleh Allah adalah perbuatan bunuh diri apalagi setelah bunuh diri, bunuh orang lain. Jadi jangan harap bunuh diri masuk surga," tuturnya.

Rymizard kemudian bicara soal ISIS sebagai salah satu ancaman terorisme. Menurut dia, ISIS muncul karena faktor politik dan dikaitkan dengan isu keagamaan.

"Di sini perlu saya tegaskan bahwa ISIS hanya sebuah konflik politik Irak dan Suriah domestik yang tidak ada kaitannya dengan faktor keagamaan," paparnya.


Masih kata Ryamizard, ISIS menggunakan agama sebagai topeng untuk memperjuangkan politik. Mereka juga disebut memperdaya pikiran para anak muda.

"Penggunaan agama sebagai topeng perjuangan politik mereka telah berhasil memperdaya dan meracuni pikiran generasi muda baik dengan iming-iming surga, gaji besar maupun kegagalan di medan perang, sudah banyak berita di dengar dari berbagai negara bagaimana anak-anak muda dari pelajar hingga mahasiswa yang memilih nmeninngalkan negaranya untuk bergabung ISIS," bebernya. (knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads