Pantauan detikcom, pengamatan gerhana bulan total digelar di halaman kantor Kemenag Aceh atau samping Balai Kota Banda Aceh. Di sana, beberapa teleskop dipasang. Petugas juga menyediakan sebuah layar besar untuk masyarakat yang ingin melihat wujud bulan.
Namun, karena cuaca mendung, bulan sempat terlihat beberapa saat. Tak lama kemudian hilang karena tertutup awan. Berselang sekitar setengah jam, bulan kembali muncul samar-samar dengan warna mulai merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bulan tertutup awan, kita tidak bisa melihat (gerhana) secara keseluruhan. Ini fenomena paling langka abad ini karena gerhananya berlangsung 6 jam 14 menit," kata anggota Badan Hisab dan Rukyah Aceh Dr Suhrawardi Ilyas saat ditemui di lokasi, Sabtu (28/7/2018).
Dari pukul 01.00 WIB hingga pukul 04.30 WIB, beberapa kali terlihat bulan timbul-tenggelam karena tertutup awan. Selain melakukan pengamatan, Kemenag Aceh menggelar salat gerhana.
Fenomena gerhana dengan durasi terlama ini menjadi momen langka di abad ini. Suhrawardi memperkirakan peristiwa serupa bakalan terjadi pada tahun 2100 mendatang.
"Bisanya gerhana bulan itu berlangsung empat jam atau lima jam. Pada Mei 2007 pernah berlangsung selama 5 jam 30 menit. Kita tidak mendapatkan ini (gerhana malam ini) lagi sampai tahun 2100," ungkap dosen fisika di Universitas Syah Kuala tersebut.
Menurut Suhrawardi, dini hari tadi masyarakat, selain melihat gerhana bulan total, juga dapat menyaksikan penampakan Planet Mars. Planet ini muncul berdekatan dengan bulan.
"Malam ini Mars benda ketiga tercerah di langit. Pertama bulan, Venus, dan kemudian Mars. Kalau kita tidak bisa lihat bintang lain, tapi Mars bisa langsung dilihat," jelasnya.
Tonton juga video: 'Bagi yang Tak Sempat Lihat, Gerhana Bulan Datang Lagi 2021'
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini