"PBB sampai hari ini belum mengambil keputusan apa-apa," ujar Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Yusril menjelaskan alasan partainya belum bergabung ke koalisi. Menurutnya, untuk bergabung ke koalisi, harus ada pembicaraan yang jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril pun menepis isu bahwa partainya telah bergabung ke koalisi Prabowo. Namun ia membenarkan bahwa pihaknya beberapa kali ikut serta dalam rapat yang digelar oleh parpol-parpol koalisi Prabowo.
"Jadi kami memang diundang di Sekber partai-partai itu, tapi PBB sampai hari ini belum menyatakan diri masuk ke dalam koalisi," ujarnya.
Baca juga: PBB Dirayu Gabung Sekber Gerindra-PKS-PAN |
"Beberapa kali diundang untuk menghadiri rapat koalisi. Katanya koalisi antara Gerindra kemudian PAN, PKS, PBB, Berkarya. Kami diundang untuk hadir dalam rapat, ya, kita datang saja. Tapi tidak membentuk sebuah policy yang kami jadi bagian dalam koalisi itu. Itu nggak sama sekali," imbuh Yusril.
Yusril menyebut tak mau peristiwa pada Pilpres 1999 terulang. Saat itu, ada klaim sepihak bahwa partainya mendukung salah satu capres.
Baca juga: Amien Rais Siap Nyapres, Yusril Kultwit Ini |
"Waktu itu Pak Amien Rais koar-koar tentang poros tengah, dan kami diundang rapat, kemudian PBB seolah-olah bagian dari poros tengah. Saya nggak pernah mencalonkan Gus Dur. Saya mencalonkan diri sendiri sebagai capres di sidang MPR ini. Tidak pernah mendukung Gus Dur. Jadi main klaim politik seperti itu tidak menyenangkan bagi kami," tuturnya.
"Jadi politik itu cair saja. Baik Jokowi atau Prabowo, kami belum mengambil keputusan apa-apa. Dan belum menentukan sikap apa-apa. Jadi kita tunggu perkembangan sampai hari terakhir dan itu akan diputuskan dalam rapat Majelis Syuro dan DPP. Mungkin menjelang 9 Agustus," lanjut Yusril. (mae/dnu)