Saran itu disampaikan oleh Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah dr Nirwan Satria. Imbauan ini disampaikan Nirwan bukan tanpa dasar. Dia melihat fenomena jemaah haji yang kurang fokus mempersiapkan diri untuk ibadah haji seperti sibuk berbelanja.
"Imbauan kita, siapkan fisik. Kemarin kita ke Madinah, jamaah di sana malah banyak belanja. Aktivitas fisik banyak dihabiskan untuk hal-hal selain ibadah. Nyiapin oleh-oleh. Nggak penting," ujar Nirwan di kantornya, Al Azizah Janubiyah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (25/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Haji itukan wukuf. Fisik kita harus disiapkan untuk wukuf. Sampai sana minum. Mudah-mudahan tak ada penurunan kesadaran. Alhamdulillah kejang panas kita atasi. Di Arafah nanti ada KKHI kita. Di Muzdalifah ada pos kesehatan juga. Kita kawal di setiap tempat jamah melaksanakan ibadah," tutur Nirwan.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Mekah M Imran menambahkan, kondisi di Arafah membuat jemaah rawan terkena dehidrasi. Oleh karena itu jemaah dari sekarang harus menjaga fisiknya agar tetap bugar sehingga tak mendapatkan kendala saat wukuf.
"Di arafah juga harus fisik, rehat cukup. Jangan lama2 di luar tenda. Gunakan alat pelindung diri (APD). Ada payung, sendal, masker, semprotan water spray dan lain-lain," ujar Imran.
![]() |
"Suhu di arafah beda. Selain panas, kelembabannya rendah. Kalau berdiri pada malam kering. Padahal malam. Kemenkes menganjurkan jamaah haji menganjurkan 200 cc setiap 2 jam. Kontrolnya melihat warna kencing. Kalau bening atau kuning jernih berarti sehat. Kalau kuning pekat apalagi sampai kuning kecoklatan, sudah mulai dehidrasi," sambungnya. (fjp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini