"Jangan sampai kita sebagai politisi, karena pemilihan bupati, wali kota, gubernur, nanti pemilihan presiden, aset persatuan, kerukunan, hilang, karena tadi pesta demokrasi setiap lima tahun, yang akan terus ada. Gara-gara apa? Para politisi kita tidak berikan edukasi yang baik pad amasyarakat. Agar kematangan berpolitik kita semakin baik," ujar Jokowi dalam acara harlah ke-20 PKB di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (22/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat, politisi kita membawa masyarakat dalam kedewasaan berpolitik, bawa kematangan masyarakat berpolitik, masyarakat akan dingin saja. Tapi kalau salah artikan kebebasan berpendapat, asal ngomong boleh, akan berbeda," ucapnya.
Sebab, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia memiliki norma dan etika. Jokowi sedih jika antar-sesama bangsa saling menghujat dan menghina.
"Kita lupa kita ini saudara sebangsa setanah air. Saya sering lihat, dan sedih, saling menjelekkan, slaing memaki, mencela, mencemooh, yang itu dilihat rakyat, umat. Padahal kita miliki batasan-batasan nilai agama, budaya, etika, inilah yang sering kita lupa," pungkasnya. (dkp/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini