"Sebetulnya, ini belum sepenuhnya bisa dijadikan sebagai referensi," kata Wasekjen PAN Saleh Daulay kepada wartawan, Jumat (20/7/2018).
Alasannya, survei hanya mengukur popularitas partai. Padahal popularitas kader dan caleg dari partai merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa jadi partainya biasa saja, tetapi kader dan calegnya populer. Begitu juga sebaliknya. Sementara survei hanya bekerja mengukur popularitas partai," sebut Saleh.
Dia pun menegaskan PAN optimistis bisa kembali melenggang ke Senayan dalam Pemilu 2019. Saleh menyebut saat ini mesin PAN terbukti bekerja dengan baik.
Saleh mencontohkan kasus Pilkada Serentak 2018, di mana calon usungan PAN berhasil memperoleh kemenangan di sejumlah wilayah.
"Terbukti pada pilkada yang lalu, calon-calon yang diusung oleh PAN menang lebih dari 58,8 persen. Capaian ini termasuk capaian tertinggi di antara partai-partai yang ada, termasuk partai besar lainnya," tuturnya.
"Mesin partai terbukti sudah bekerja. Tinggal bagaimana memaksimalkannya untuk pemenangan pileg dan pilpres yang akan datang," imbuh Saleh.
Berikut ini elektabilitas parpol berdasarkan survei LIPI:
1. PDI Perjuangan 24,1 persen
2. Golkar 10,2 persen
3. Partai Gerindra 9,1 persen
4. PKB 6 persen
5. PPP 4,9 persen
6. Partai Demokrat 4,4 persen
7. PKS 3,7 persen
8. Perindo 2,6 persen
9. PAN 2,3 persen
10. NasDem 2,1 persen
11. Hanura 1,2 persen
12. PBB 0,7 persen
13. Partai Garuda 0,2 persen
14. PSI 0,2 persen
15. Partai Berkarya 0,2 persen
Tidak menjawab 26,1 persen
Tidak memilih (golput) 2 persen (tsa/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini