"Jadi kita ini punya survei internal yang menjadi patokan dalam mengambil keputusan," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Kamis (19/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hanyalah penggiringan opini. Jadi kami tetap optimistis Pak Prabowo akan menang karena kami punya survei internal yang memang Pak Prabowo trennya naik terus dan yakin akan mengalahkan Pak Jokowi," ujar Andre.
Hal ini diklaim Andre terbukti pada Pilkada Serentak 2018. Jagoan Gerindra di sejumlah daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah, diprediksi tak akan berhasil merebut banyak suara. Namun prediksi itu nyatanya meleset jauh berdasarkan versi real count KPU.
Begitupun dalam Pilgub DKI 2017. Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat itu diprediksi kalah melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
"Survei internal teruji di Pilkada Jakarta, Jabar, dan Jateng. Hasil survei sesuai dengan realitas. Berbeda sekali dengan survei yang sengaja diumbar untuk menggiring opini, misal seperti Pak Ahok dulu menang, lalu Pak Jokowi bakal menang. Padahal realitasnya beda," papar Andre.
Hasil survei LIPI menunjukkan tingkat keterpilihan (elektabilitas) Joko Widodo (Jokowi) jauh lebih unggul dibanding Prabowo Subianto.
"Pilihan capres lewat pertanyaan terbuka/top of mind, Jokowi 46 persen, Prabowo Subianto 17 persen," kata peneliti senior Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Wawan Ichwanuddin dalam paparan hasil survei di Hotel Century Park, Jakarta, hari ini. (tsa/rvk)