Formappi: Caleg-Parpol yang Main Mahar Politik Tak Layak Dipilih

Formappi: Caleg-Parpol yang Main Mahar Politik Tak Layak Dipilih

Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Kamis, 19 Jul 2018 09:31 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Ketua PAN Zulkifli Hasan menyebut mantan kadernya Lucky Hakim pindah ke NasDem karena menerima uang Rp 5 miliar. Peneliti Formappi Lucius Karus menilai mudahnya Lucky pindah dari PAN ke NasDem menggambarkan gagalnya kaderisasi partai dan caleg tersebut tak layak dipilih.

"Melalui praktik tersebut, partai sesungguhnya memproklamirkan matinya ideologi partai, terabaikannya fungsi parpol melakukan pendidikan politik. Kegagalan kerja partai dalam menyiapkan kader, dan juga selera partai untuk bekerja instan demi meraup keuntungan fantastis," kata Lucius kepada detikcom, Rabu (18/7/2018) malam.

Baca Juga: PAN Vs NasDem soal Transfer Lucky Hakim Rp 5 M

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lucius mengatakan fenomena mengambil tokoh artis atau yang sudah besar di partai lain adalah langkah pragmatis untuk meraup suara jelang pemilihan. Parpol dinilai mengambil langkah instan untuk mengamankan suara dibandingkan mencalonkan kader terbaiknya.

"Parpol-parpol yang abai dengan proses kaderisasi serius untuk mempersiapkan caleg masing-masing hampir pasti akan melakukan perekrutan instan atas figur-figur potensial demi menutupi tuntutan keterpenuhan jumlah caleg dan terlebih lagi untuk memastikan peluang kemenangan partai di pileg," jelas Lucius.

Baca Juga: Lucky Hakim Pindah ke NasDem, Zulkifli: Transfernya Rp 5 M

Lucius mengatakan jika dugaan mengenai pemberian uang untuk pindah ke partai itu benar, maka tokoh yang pindah tersebut tak layak dipilih. Dia khawatir caleg yang mudah berpindah karena iming-iming uang tidak akan dapat menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat secara maksimal.

"Itu artinya kader dengan karakter pragmatis seperti itu tak layak diganjar kursi parlemen. Kehadiran kader dengan modal nyaleg dari proses transaksional tentu menjadi modal negatif untuk parlemen yang akan datang. Dia hanya akan menjalani tugasnya sebagai wakil rakyat tak lebih dari memerankan akting skenario tertentu," papar Lucius.

Lucius juga mengatakan jika dugaan tersebut benar maka perlu dicurigai partai-partai yagn menggaet tokoh terkenal untuk menaikkan popularitas partai. Dia menyebut tidak menutup kemungkinan partai lain melakukan praktik serupa.

"Jika semuanya masih gemar dengan solusi instan dalam perekrutan figur pesohor untuk menjadi caleg partai, maka sesungguhnya apa yang seolah-olah terlihat sebagai kritik terhadap praktik 'biaya transfer' hanyalah strategi politik lain dari parpol demi meraih keunggulan dari partai-partai yang lain," ucap Lucius.

Sebelumnya, Ketum PAN Zulkifli Hasan bicara soal fenomena transfer politikus pada musim pencalegan. Tiba-tiba Zulkifli menyebut bahwa Lucky ditransfer Rp 5 miliar ke NasDem.

Baca Juga:Dituding PAN Terima Rp 2 M dari NasDem, Lucky Hakim: Itu Pujian

"Katanya caleg sekarang sudah kayak pemain bola itu, sudah ada transfer pemain," kata Zulkifli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7).

"Kalau Lucky transfer dari Rp 2 miliar, dari Rp 5 miliar, baru diterima. Transfer Rp 5 miliar, tapi baru diterima Rp 2 miliar. Dia SMS saya. Ada WA-nya, selain PAW (pergantian antarwaktu)," imbuhnya. (fdu/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads