"Sepertinya Pak Tito akan menolak," kata Tri kepada wartawan di Cafe Jetsky, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (17/7/2018).
Menurut Tri, suaminya itu bukan orang politik. Sebagai polisi, Tito lebih fokus mengamankan dalam negeri ketimbang ikut campur di dunia politik.
Ia menambahkan, keluarga juga lebih senang jika Tito mengabdikan diri untuk dunia pendidikan setelah pensiun nanti. Menurut Ketua Umum Bhayangkari ini, suaminya lebih cocok menjadi pengajar ketimbang ikut berpolitik praktis.
"Kalau kita sekeluarga lebih baik Pak Tito kembali menjadi orang biasa, lebih banyak kegiatan untuk mendidik masyarakat Indonesia, karena Pak Tito kan juga mempunyai (latar belakang) akademis yang baik," tuturnya.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis sejumlah nama cawapres bagi Jokowi dengan latar belakang yang berbeda-beda, mulai politik, hukum, hingga ekonomi. Survei ini dilaksanakan pascapilkada dari 28 Juni sampai 5 Juli 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan responden 1.200 orang. Survei ini memiliki margin of error +- 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media, dan wawancara mendalam.
Ttio merupakan salah satu nama cawapres Jokowi agar memperkuat di bidang hukum. Selain Tito, ada juga nama Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko dan Menko Polhukam Wiranto.
Lembaga survei Indo Barometer memasukkan 15 cawapres ideal. Dari 15 itu, Tito berada di urutan ke-7 dengan persentase 1,5 persen, satu tingkat di atas Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 0,9 persen.
Dari hasil survei lembaga Populi Center, Tito Karnavian juga masuk ke bursa cawapres yang dinilai ideal mendampingi Jokowi. Tito berada di peringkat ke-11 dengan elektabilitas 1,8 persen.
Bahkan mantan Ketua MK Mahfud MD turut mengusulkan agar Tito menjadi cawapres. Menurut Mahfud, Tito memiliki rekam jejak yang baik dan sejumlah prestasi untuk melangkah ke bursa capres-cawapres.
"Kalau boleh saya menilai, Pak Kapolri, Pak Tito ini salah satu yang bagus. Kalau saya sendiri, mantap itu Pak Tito, masih muda, orangnya lurus, cerdas. Pak Tito cocok dengan siapa saja (capresnya)," kata Mahfud di kampus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Sabtu (31/3/2018). (mei/mei)