Dari pantauan detikcom, ratusan tukang becak, baik becak kayuh maupun becak motor, datang dengan membawa becak mereka masing-masing. Selanjutnya becak diparkirkan di halaman luar kantor gubernur Jalan Ahmad Rivai, sedangkan tukang becak masuk ke halaman dengan membawa pengeras suara.
"Kedatangan kami ke sini untuk meminta kejelasan terhadap gelaran Asian Games di Palembang. Kalau dulu Sea Games itu ada 500-an tukang becak dilibatkan, tapi untuk Asian Games ini malah belum ada kejelasan," kata kordinator aksi, Syahrial usai menggelar aksi, Senin (16/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita seharusnya bangga, becak juga kan identitas bangsa kita. Harus diberi ruang lah kami untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan Asian Games, terutama untuk bawa tamu dan penonton," tambah Syahrial.
Dikatakan Syahrial, untuk di Palembang sendiri setidaknya ada lebih dari 1.500 tukang becak. Hal ini tentu sayang jika tidak dimanfaatkan dalam pelaksanaan Asian Games di Palembang.
Baca juga: Mural Asian Games di Depan Wisma Atlet |
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Nelson Firdaus mengaku telah membicarakan hal ini. Bahkan pihaknya sedang membahas wilayah dan jam operasional becak saat Asian Games.
"Soal tukang becak sudah masuk dalam pembicaraan dengan Dinas Pariwisata. Nanti akan kita tentukan wilayah becak saat beroperasi, termasuk berapa nanti yang akan dilibatkan karena becak tidak boleh masuk area stadion," kata Nelson.
Diakui Nelson, dari total sekitar 1.500-an tukang becak tentunya tidak semua ikut terlibat. Selain keterbatasan wilayah, dia juga harus memastikan kondisi becak layak untuk beroperasi.
"Tidak semua kita libatkan, ada standar layak tidak layaknya becak beroperasi. Begitu juga dengan keuangan daerah untuk membiayai mereka, karena becak juga harus dihias dan dicat ulang," kata Nelson. (asp/asp)