"Pas kerja itu, emang dia gigih selalu di depan, selalu fight, berani lah. Dia memang orangnya paling depan. Kan dia komandan mendampingi anak buahnya. Kalau api di atas, dia ke atas naik," kata mantan anak buah Haerudin di Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakut, Ahmad Mursid, ditemui di Asrama Pemadam Kebakaran, Semper Barat, Cilincing, Jakut, Senin (16/7/2018).
Mursid pernah jadi anak buah Haeruddin di Sektor III Tanjung Priok. Mursid mengatakan saat kejadian tidak berada di lokasi karena memang sudah pindah dinas di Sektor VIII Tanjung Priok.
Dia mengatakan Haeruddin selaku komandan pleton (katon) selalu memberi contoh yang baik untuk anak buahnya. Mursid mengatakan Haeruddin kerap memotivasi anak buah agar semangat bekerja.
"Dulu dia komandan saya di sektor III. Nggak pernah ngeluh dia kerja kadang dia yang ngajak teman-teman ngasih motivasi. Kan dia senior ya, ngelihat dia begitu kan wah kita. Dia masih pegang nozel, mau fight, otomatis nyontoh dia," ungkap Ahmad.
"Dari dulu tegas dia orangnya. Kalau anak buahnya salah tak segan dimarahi," sambungnya.
Hal senada dikatakan petugas Sudin PKP Jakut yang lain, Koko Setyoko. Menurut Koko, Haeruddin tetap bersemangat dalam menjalankan tugas sebagai pemadam kebakaran meski usianya tak lagi muda. Haerudin selalu datang pertama di setiap lokasi kebakaran dan paling depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haeruddin tewas saat tengah bertugas memadamkan kebakaran di gudang material di Sunter Agung, Tanjung Priok, pada pukul 04.20 WIB pagi tadi. Haeruddin meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Jenazah Haeruddin dimakamkan di Jonggol, Bogor. Upacara pelepasan jenazah dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Anies Baswedan. (ibh/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini