Konsumsi Rokok Sumber Kemiskinan Kedua di Aceh

Konsumsi Rokok Sumber Kemiskinan Kedua di Aceh

Agus Setyadi - detikNews
Senin, 16 Jul 2018 15:27 WIB
Ilustrasi (dok.detikcom)
Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis, pada Maret 2018, jumlah penduduk miskin di Tanah Rencong mencapai 839 ribu orang (15,97 persen). Angka ini bertambah 10 ribu orang dibanding penduduk miskin pada September 2017 yang jumlahnya 829 ribu orang (15,92 persen).

Sementara itu, jika dibandingkan dengan Maret 2017, angka kemiskinan di Aceh mengalami penurunan sebanyak 33 ribu orang (16,89 persen). Selama periode September 2017-Maret 2018, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami kenaikan. Di perkotaan, angka kemiskinan naik 0,02 persen dan di pedesaan 0,13 persen.

"Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di pedesaan, di antaranya adalah beras, rokok, dan ikan tongkol, tuna, dan cakalang. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik," kata Kepala BPS Aceh Wahyuddin dalam konferensi pers, Senin (16/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Wahyuddin, kebutuhan masyarakat Aceh terhadap rokok masih tergolong tinggi. Para pengisap rokok ini berasal dari kalangan bawah hingga atas. Dalam sehari, satu keluarga miskin bisa menghabiskan sekitar 10 batang rokok.

"Itu kebutuhan rokok. Andaikan itu bisa dikurangi dan kita alihkan ke kebutuhan lain yang kira-kira akan menambah kalori ke kita. Dikurangi, bukan dihentikan, itu akan lebih bagus. Artinya juga berpengaruh terhadap kemiskinannya," jelas Wahyuddin.

"Rokok itu tidak berpengaruh terhadap kalori, tetapi pengeluarannya itu cukup besar. Berpengaruh terhadap garis kemiskinan nomor dua setelah beras," ungkapnya.

Adapun jika dilihat dari 2015 hingga 2018, angka kemiskinan di Aceh naik-turun. Pada Maret 2015, misalnya, jumlah penduduk miskin mencapai 851.590 orang (17,08 persen), kemudian meningkat menjadi 859.410 (17,11 persen) pada September 2015.

Selanjutnya, angka kemiskinan turun menjadi 848.440 orang (16,73 persen) pada Maret 2016 dan kembali turun pada periode berikutnya mencapai 841.310 orang (16,43 persen) pada September 2016. Pada periode Maret 2017, terjadi peningkatan kembali menjadi 872.610 orang (16,89 persen) dan kembali turun menjadi 892.800 (15,92 persen) pada September 2017.

"Kenaikan kembali terjadi pada periode Maret 2018 menjadi 838,49 ribu orang (15,97 persen)," jelas Wahyuddin. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads