"Dia itu orang yang sangat pengertian dalam hal keluarga, pekerjaan dia itu selalu ibaratnya, selalu nomor satu. Dia itu nggak pandang bulu kalau ke keluarga, semisal ada kebutuhan apa-apa dia paling nomor satu. Jika diminta bantuan, nggak ada kata 'nggak', dia langsung dan tegas," kata keponakan Haeruddin, Deny, saat ditemui di rumah duka di Asrama Pemadam Kebakaran RT 04 RW 17, Semper Barat, Cilincing, Jakut, Senin (16/7/2018).
Tak hanya dalam urusan keluarga, selama 28 tahun menjadi petugas damkar, Haeruddin dinilai tidak pernah mengeluh soal pekerjaan. Deny pun menjadikan pamannya itu sebagai sosok panutan dalam hidupnya.
"Dia panutan bagi saya," ujar Deny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ngobrol sih macam-macam ya. Ya masalah pekerjaan, kalau dia dimintai bantuan keluarga, dia paling nomor satu nggak ada kata 'nggak', langsung ngasih pendapat, kasih masukan langsung, orangnya tegas, baik," ucap dia.
Deny pun merasa kehilangan atas meninggalnya sang paman. "Tadi dikasih tahu ayah saya, pas dengar langsung ke sini. Saya masih nggak percaya merasa kehilangan," tambah dia.
Setelah upacara pelepasan, jenazah pun dibawa dengan mobil jenazah. Jenazah Haeruddin akan dimakamkan di Jonggol, Bogor. Upacara pelepasan jenazah dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Anies Baswedan.
Haeruddin tewas saat tengah bertugas memadamkan kebakaran di gudang material di Sunter Agung, Tanjung Priok, pada pukul 04.20 WIB pagi tadi. Haeruddin meninggal saat perjalanan ke rumah sakit. (ibh/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini