"Karena kadang kita lupa, kita kan bebas berekspresi, berpendapat, berkumpul, ya boleh, tapi di Indonesia kita punya etika sopan santun tata krama. Masak menyampaikan kritik seperti itu. Tidak bisa membedakan kritik dengan mencela, kritik dengan mencemooh, kritik dengan menjelek-jelekan," kata Jokowi dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/5/2018).
Cek 'Dia Bekerja untuk Kita', Lagu Politikus Hanura untuk Jokowi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya digitu-gituin sudah biasa. Sabaarrr gituuu. Sabar saya hanya gitu-gitu aja. Sabaaarr. Tapi kadang sabar itu juga ada batasnya lho.Saya ajak menjaga ukhuwah islamiyah, Wathaniyah kita. Jangan sampai kita ini gampang curiga ke orang lain, menjelekkan, mencemooh, mencela orla. Itu bukan etika dan budaya bangsa Indonesia dan tidak diajarkan Rasulullah kepada kita. Nggak ada," ucap Jokowi.
"Yang bener itu ya selalu berprasangka baik pada orng lain, melihat orang lain penuh kecintaan, berpikir positif, tidak sampaikan hal negatif, merasa benar sendiri, manusia penuh kekurangan. Sama seperti saya. Meski saya presiden saya juga orang biasa kok. Penuh kekurangan, penuh kekhilafan," imbuhnya.
Sebelumnya Jokowi juga sempat menyindir ada politikus kompor yang sengaja memanaskan situasi politik.Dia mengingatkan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh para politikus kompor tersebut.
"Sering kan kalau mendekati pilihan bupati, wali kota, gubernur, pilihan presiden, dikompori. Yang ngompori siapa? Ya para politikus," kata Jokowi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini