Dikatakan oleh Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI KLHK Agus Justianto, negara anggota ASEAN bisa mengurangi emisi sebesar 5,48 persen dari total emisi target NDC yang dinyatakan dalam Paris Agreement. Ia mengungkapkan bahwa negara berkembang sendiri berkontribusi sebanyak 75 persen dari 17 persen emisi global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justianto yang hadir pada The 19th International Seminar on Current International Issues Affecting Forestry dan Forest Product di Nay Pyi Taw, Myanmar, itu mengatakan anggota ASEAN bisa melakukan hal-hal yang besar jika bekerja sama dalam rangka mempengaruhi kebijakan di level internasional.
Sebagai ASEAN Senior Officer on Forestry (ASOF) Leader dari Indonesia, Justianto menyampaikan, sektor kehutanan berkontribusi 17,2% untuk mencapai 29% target NDC Indonesia.
"Hal ini didukung strategi menjaga angka deforestasi sebesar 0,45 juta hektar pertahun, hingga tahun 2020, dan 0,35 juta hektare per tahun, dari tahun 2021-2030," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, strategi lain pengurangan emisi GRK ini bisa menggunakan prinsip Manajemen Hutan Lestari, rehabilitasi 12 juta hektare lahan terdegradasi (atau 800.000 hektar per tahun dengan angka keberhasilan 90%), dan restorasi 2 juta hektare lahan gambut hingga tahun 2030 dengan angka keberhasilan 90 persen.
Acara seminar itu dibuka oleh H.E. U Ohn Winn, Menteri Sumber Daya Alam dan Konservasi Lingkungan Myanmar, dengan menghadirkan narasumber dari CIFOR, FAO, ICRAF, RECOFTC. Dalam kesempatan ini, Indonesia dan beberapa negara lainnya, berbagi pengalaman terkait kontribusi sektor kehutanan bagi implementasi NDC. (mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini