"Berkenaan dengan Asian Games gimana penataannya. Saya rasa inovasi-inovasi pop up seperti yang dilakukan OK OCE ini bisa memberikan solusi di beberapa titik yang berpotensi terjadinya kesemrawutan karena keberadaan PKL," ujarnya di ruang Pola, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).
"Saya melihat ini bisa menjadi potensi untuk para wisatawan itu mencoba night market, night life yang ada di DKI," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi melihat inovasi penataan PKL saat Asian Games ini bisa diarahkan ke dalam gedung-gedung sekitar Senayan. Misalnya, kata Sandi, gedung Kemendikbud atau gedung depan fX Sudirman.
"Yang di depan fX, mungkin kita bisa masukin ke Kemendikbud, misalnya. Tapi kalau di Kemdikbud itu alangkah baiknya kalau kita bisa bicara sama Kemendikbud, kan di depan parkirnya gede yang bisa ditaruh 30-an pedagang kecil di sana," terangnya.
Upaya menata PKL ke dalam gedung ini, menurut Sandi, disebabkan gedung-gedung di area Sudirman-Thamrin memiliki kewajiban menyediakan 20 persen dari lahan dan bangunannya untuk PKL. Namun, jika tidak diberi lahan, opsi kedua untuk night market adalah menutup jalan.
"Ini yang jadi peluang bagi kita. Kita bukan menakut-nakuti pemilik itu, tapi bantulah pemerintah karena mau Asian Games diakomodir. Terutama yang di koridor-koridor utama itu adalah kesempatan kita. Kalau nggak terpaksa nanti kita nutup jalan lagi," papar Sandi. (idn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini