Nenek salah satu dari 13 korban menceritakan, cucunya baru bercerita pada Selasa (10/7) malam terkiat kelakuan AJ. Sebelum bercerita, sang cucu sempat menangis lantaran tak kuasa bercerita, selain itu korban juga ketakutan lantaran sempat diancam pelaku agar tidak menceritakan kelakuan bejatnya.
"Anak-anak ngomong itu nangis dulu, kata saya jangan nangis. Yang pada cerita itu 9 orang," katanya di Cilegon, Kamis (12/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berhasil dibujuk, pelaku kemudian mengajak korban ke kamar pribadinya, di sana pelaku langsung melancarkan aksi cabulnya tersebut.
"Tadinya anak-anak itu pada main dokter-dokteran 'saya yang jadi dokternya'. Udah jadi dokter dimasukin ke kamar bapak itu, anaknya ngejerit-jerit katanya dibungkam, bilang sakit-sakit," ujarnya.
Setelah selesai melancarlan aksinya, para korban diberi daun sirih, daun itu dimaksudkan sebagai obat karena saat beraksi pelaku berpura-pura sebagai dokter. Korban pun lantas diam dan tak bercerita kepada keluarganya.
"Udah kelar dibuka terus dikasih obat-obatan daun sirih, ini katanya obat kan abis main dokter-dokteran, dikasih uang Rp 5 ribu 'jangan ngomong ya sama kakak kamu atau ibu kamu, nanti awas kalau ngomong' kan anak-anak takut," ungkapnya.
Para korban berani bercerita saat pelaku pada Selasa (10/7) kemarin sepulang kerja melambaikan tangan ke arah anak-anak tersebut. Anak-anak itu merasa ketakutan, para orangtua korban lantas menanyakan kepada anak-anak mereka perihal ketakutan itu.
"Kejadiannya sebelum bulan puasa tapi anak-anak itu nggak mau ngomong. Baru kemarin ngomongnya tapi kejadiannya udah lama," tuturnya.
Dari ketakutan anak-anak itu, barulah terbongkar aksi bejat pelaku. Awalnya hanya 9 orang yang bercerita, tapi setelah pelaku dibawa ke Mapolres Cilegon untuk diamankan, baru kemudian pelaku mengakui bahwa sudah mencabuli sebanyak 13 anak di lingkungan tempat tinggalnya.
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini