"Catatan BPK di Jakarta, bukan di Jakpro (merujuk perkataan Anies bukan catatan BPK mengenai Jakpro). Karena di Jakpro itu selama 3 tahun terakhir belum ada audit BPK, terakhir diaudit 2015, sejak zaman saya masuk belum pernah lagi diaudit oleh BPK sehingga belum ada temuan baru," ungkap Satya, ketika dihubungi detikcom, Rabu (11/7/2018).
Baca juga: Catatan BPK Berujung Pencopotan Dirut Jakpro |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau buat saya mendapatkan amanah ini masuk baik-baik dan keluar baik-baik juga. Pada saat saya keluar dalam kondisi perseroan penghasilannya meningkat tajam, profitnya juga, dividennya juga meningkat tajam daripada apa yang ditargetkan," ucap Satya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menjelaskan soal pencopotan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Hergandhi. Anies mengatakan langkah itu dilakukan untuk pengelolaan aset DKI.
"Jadi salah satu keinginan kita terutama adalah soal penataan aset. Jakarta ini PR terbesar dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) kemarin adalah pengelolaan aset," kata Anies di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).
Saat ini Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang baru yakni Dwi Wahyu Daryoto. Dwi dinilai Anies punya kompetensi yang punya pengalaman dalam pengelolaan aset.
"Sekarang kita alhamdulillah mendapatkan seorang dirut yang punya pengalaman di bidang pengelolaan aset yang baik. Beliau pernah mengelola aset di Pertamina, pernah memimpin di PWC (PricewaterhouseCoopers), salah satu perusahaan konsultan akuntasi salah satu yang terbaik di dunia. Jadi seorang yang punya track record amat baik," ujar Anies.
Anies menjelaskan Satya akan ditugaskan di PT LRT. Namun, Anies belum mau membocorkan jabatan Satya di PT LRT nanti. (aan/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini