"Kalau nikah kan bacanya romantis, diselingi bercanda. Ini yang dibaca ayat perang. Nggak cocok. Dia nggak ngerti konteks turunnya ayat itu. Begitu juga ayat perang, jangan dibaca ketika damai," ujar Aqil di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).
Menurutnya, konteks ayat perang yang dimaksud adalah saat perang di zaman Rasulullah SAW. Ia mengambil contoh tindakan terorisme yang salah mengartikan ayat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aqil menyebutkan kondisi di NKRI damai. Karena itu, ia mengecam segala bentuk terorisme hingga pihak yang menganggap bunuh diri itu tidak dosa.
"Nabi dan sahabatnya niatnya hidup, nggak ada niat mati. Wallahi, demi Allah, bunuh diri itu dosa besar. Maka dari itu, NU menyikapi teroris musuh. Mereka gunakan ayat Alquran untuk kepentingan sesaat dan siapa yang nyuruh? Ada yang nyuruh pasti," terang Aqil. (dkp/idh)











































