Jokowi mengatakan, di tahun politik nanti, dia mengimbau masyarakat pintar dalam memilih pemimpin. Jangan sampai masyarakat termakan oleh berita bohong dan informasi yang tidak benar mengenai sosok pemimpin yang akan dipilih.
Jokowi mengimbau jangan sampai masyarakat malah mengabarkan berita bohong, terutama di media sosial. Persatuan bangsa harus terus dijaga.
"Jangan sampai kita mengabarkan berita bohong, hoax, terutama di media sosial. Inilah yang harus kita jaga," katanya.
Jokowi menambahkan, dalam memilih pemimpin, masyarakat harus jeli betul, terutama terkait rekam jejak calon pemimpin yang mau dipilih. Dia mengatakan jangan sampai masyarakat mudah dihasut dan terpecah belah.
"Dalam memilih pemimpin, sampaikan pada teman-teman kita, dilihat rekam jejaknya seperti apa, dilihat track record-nya seperti apa, prestasinya apa, kinerjanya seperti apa, jangan sampai masyarakat mudah dihasut, diberi kabar yang tidak betul, informasi yang tidak benar, fakta yang tidak betul," kata Jokowi.
"Memang kita diberikan kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, kita bebas menyampaikan pendapat, ekspresi, tapi ada batasan-batasannya, ada tata krama, sopan-santun, ada etikanya. Jangan sampai kita diberikan kebebasan kemudian kita gampang mencela orang lain. Diberi kebebasan gampang mencemooh orang lain. Itu bukan nilai Islami yang diajarkan Rasulullah kepada kita," imbuh Jokowi.
Jokowi juga mengajak masyarakat selalu berpikiran baik dan penuh kecintaan. Hal itulah yang akan membuat Indonesia semakin besar.
"Dengan berprasangka yang baik, inilah yang akan menjadikan bangsa ini besar, kuat," katanya.
"Oleh sebab itu, kita patut bersyukur dengan persatuan kita, yang terus kita jaga sampai saat ini. Dengan ideologi negara kita Pancasila, marilah kita bersama-sama menjaga ukhuwah kita," tambahnya. (jor/bag)