Sembilan nama itu adalah kader PKS, yang sebelumnya disiapkan sebagai capres. Mereka adalah Gubernur Jawa Barat dari PKS, Ahmad Heryawan (Aher); Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid; mantan Presiden PKS, Anis Matta; dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Kemudian Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri; mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf; serta Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
PKS sendiri sudah meminta Prabowo tak berpaling dari PKS. Jika Prabowo tak memilih cawapres dari PKS, lebih baik PKS hengkang dari koalisi pendukung Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PKS Tetap Ngotot Isi Posisi Cawapres Prabowo |
"Jadi, sesuai dengan kesepakatan awal dengan Gerindra, kita tetap masih mencalonkan Pak Prabowo so far berpasangan dengan cawapres dari PKS. Itu nggak bisa ditawar-tawar," kata anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
PKS tak mau jadi sekadar pendukung tanpa representasi di posisi cawapres. Tifatul percaya Prabowo tak akan mengecewakan PKS.
"Kalau mau, kami mau disuruh dukung-dukung saja, mungkin nggak. Ini mungkin kita lebih baik jalan masing-masing. Tapi so far Pak Prabowo masih berkomitmen dengan PKS. Kalau dari PKS, yang sudah ditawar-tawar sembilan (nama) itu," kata Tifatul.
Lalu, siapa yang terkuat? Tifatul sempat menyebut satu nama soal hal ini. "Tapi yang menguat Pak Aher (Ahmad Heryawan)," ucap Tifatul.
Pendukung Anis Matta tentu saja merasa Anis sebagai yang paling pantas menjadi cawapres untuk Prabowo. Politikus PKS Mahfudz Siddiq merasa elite PKS menghalang-halangi jalan Anis menuju Pilpres 2019.
"Menurut saya, kontestasi di dalam tubuh PKS arusnya kelihatannya tidak menginginkan Pak Anis Matta jadi capres atau cawapres di PKS. Mereka sudah menutup pintu rapat-rapat. Dan bagi saya aneh juga ketika terhadap Pak Anis Matta pintunya ditutup rapat-rapat, tapi di tokoh-tokoh PKS mulai menyebut nama yang lain di luar sembilan nama," kata Mahfudz.
Mahfudz merasa PKS kini malah menaruh perhatian kepada tokoh di luar PKS, misalnya Anies Baswedan, ketimbang sembilan nama kandidatnya. Pernyataan Mahfudz dibantah oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
"Keputusan Majelis Syuro tetap sembilan kader yang dimajukan untuk capres dan atau cawapres," kata Mardani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7).
Dihubungi terpisah oleh detikcom, Mardani menyatakan belum ada rencana penyusutan sembilan nama menjadi jumlah yang lebih sedikit. Justru banyaknya nama malah membuat Prabowo punya banyak pilihan menentukan cawapres. Dalam sembilan nama itu, ada unsur Jawa atau luar Jawa, ada unsur kepala daerah, unsur pimpinan partai, hingga generasi muda.
Siapa yang terkuat di antara sembilan nama itu?
Baca juga: Mardani: Rugi Tak Ambil PKS Jadi Cawapres |
"Ustaz Salim Segaf Al-Jufri banyak didukung para ulama dan habaib," kata Mardani menyebut nama Ketua Majelis Syuro sekaligus sosok yang dihormati PKS.
Entah Aher, Anis Matta, Salim Segaf, atau nama yang lainnya yang bakal dipilih Prabowo sebagai cawapres. Bila merujuk pada hasil survei terkini yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Selasa (10/7), cawapres terkuat untuk Prabowo adalah Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Aher.
Survei melibatkan 1.200 responden, digelar pasca-pilkada dari 28 Juni sampai 5 Juli 2018 menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error kurang-lebih 2,9%. Survei dilengkapi diskusi kelompok terarah, analisis media, dan wawancara mendalam.
Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo akan naik jika didampingi Gatot. Prabowo-Gatot bakal mendapat elektabilitas 35,6%. Sedangkan jika dipasangkan dengan Anies Baswedan, elektabilitasnya di angka 19,6%. Bila Prabowo disandingkan dengan Anies, elektabilitasnya 19,6%. Prabowo disandingkan dengan AHY memperoleh 12,3%. Bila Prabowo disandingkan dengan Aher, satu-satunya kader PKS yang menempati empat teratas pendamping Prabowo di survei ini, elektabilitasnya mencapai 10,2%.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menakar Anies Baswedan dan nama non-parpol lain untuk dijadikan cawapres. Gunanya untuk menengahi partai-partai pendukung Prabowo, yakni PKS dan PAN. Kini Gerindra menjelaskan cawapres dari PKS bakal diutamakan untuk dipertimbangkan mendampingi Prabowo.
"Kandidat cawapres dari PKS tetap salah satu prioritas kita," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan. (dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini