Tragis, Calon Mempelai Pria Meninggal H-5 Pesta Pernikahan

Tragis, Calon Mempelai Pria Meninggal H-5 Pesta Pernikahan

M Bakrie - detikNews
Selasa, 10 Jul 2018 15:25 WIB
Foto: Jita
Maros - Kisah cinta dua remaja di Maros, Sulawesi Selatan, yang hendak melangsungkan akad nikah berakhir tragis. Zaedina Hamzah Hamdani alias Dion (19), lelaki yang akan menikahi Jita Aulia Fadilah alias Jita (18), meninggal lima hari sebelum akad.

Mereka seharusnya menikah pada Kamis (12/7), tapi Dion meninggal karena serangan jantung pada Minggu (8/7/2018). Kisah cinta mereka yang tragis viral di media sosial.

Saat ditemui di rumah keluarganya di kompleks Pasar Bengo, Desa Limapecoe, Kecamatan Cenrana, Maros, Sulawesi Selatan, calon mempelai perempuan tak kuasa menahan air mata saat mengenang kisah cintanya dengan Dion, yang ia kenal sejak kecil. Mereka menjalin hubungan asmara selama satu tahun lebih dan akhirnya memutuskan untuk menikah.

Namun, pria yang telah membuatnya merasa nyaman dan yakin menjadi suami yang baik baginya itu harus pergi untuk selamanya pada saat persiapan hari akad nikah mereka sudah rampung seratus persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan tenda, undangan, dan baju pengantin sudah disiapkan sepenuhnya oleh kedua keluarga mempelai.

"Saya tahu pertama kali dari media sosial. Teman almarhum menandai saya di statusnya, Dion meninggal. Saya tidak percaya awalnya, saya langsung menelepon. Tapi tidak ada respons. Lalu saya hubungi ibu saya yang kebetulan berada di sana. Dia mengabarkan, Dion meninggal dengan cepat," kata Jita saat ditemui, Selasa (10/7/2018).

Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung menuju ke rumah duka untuk meyakinkan dirinya dengan kabar yang masih belum ia percaya itu. Alangkah kagetnya, saat ia tiba, rumah yang sudah terpasang tenda pengantin dan kursi-kursi tamu itu dipenuhi ratusan warga yang datang melayat. Ia langsung masuk dan memeluk jasad calon suaminya yang terbujur kaku dengan penuh duka mendalam.

Tangis Jita yang pecah membuat suasana duka di rumah itu menjadi semakin mendalam. Semua warga yang datang melayat seolah ikut larut dan turut meneteskan air mata, menyaksikan Jita dengan penuh kepedihan memeluk jasad calon suaminya itu. Bahkan suasana penuh duka itu direkam oleh seseorang dan menjadi viral di media sosial.

"Saya benar-benar yakin saat mata kepala saya sendiri melihat jasadnya sudah terbujur kaku. Saya tidak kuasa menahan semua kesedihan saya waktu itu. Alangkah hancur hati saya, tapi saya mencoba ikhlas karena saya yakin almarhum akan tenang di sisi Tuhan. Saya sangat sayang dan cinta sama dia, tapi saya harus rela melepasnya," ujarnya.

Di tengah rasa sedih yang masih memuncak itu, Jita terus berusaha untuk tegar menghadapi cobaan yang ia alami. Baginya, Dion, yang dia kenal sebagai sosok lelaki yang baik dan penuh perhatian kepadanya, akan terus hidup di dalam dirinya. Sesekali ia pun terlihat tersenyum sipu saat mengenang masa-masa mereka bersama menjadi sepasang kekasih.

Bukannya Jita tidak memiliki firasat akan kepergian calon suaminya itu. Beberapa hari sebelum meninggal, ia merasa tak punya semangat apa-apa. Beberapa pertanda duka pun beruntun muncul sebelumnya, seperti undangan yang telah dicetak dan telah tersebar namun tidak ada teks di dalamnya. Almarhum juga kerap mengatakan kepadanya akan segera meninggal dan memintanya tabah menerima cobaan.

"Sering dia bilang begitu sama saya, tapi saya selalu marah dan tidak mau mendengarkan. Tanda-tandanya juga ada di undangan yang kami pesan warnanya ungu, malah yang datang warna hitam dan banyak tidak ada isinya, sehingga orang bingung," akunya.

Jita dan Dion sebenarnya masih memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat. Karena itu, hubungan mereka pun sangat direstui oleh kedua orang tua mereka. Bahkan Dion, yang sering keluar-masuk rumah sakit menjalani perawatan akibat penyakit jantung bawaan dari kecil, telah meminta orang tuanya melamar Jita pada saat Ramadan lalu. Namun, lamaran itu baru dilakukan pada 24 Juni 2018.

"Almarhum sering bilang ke saya, kalau dia mau cepat-cepat menikah karena dia merasa ajalnya sudah dekat. Waktu Ramadan dia sudah minta agar dilamarkan. Tapi saat itu kita tidak lakukan karena masih puasa. Dia juga pernah bilang, kalau dia menikah, penyakitnya itu akan sembuh. Acara seserahannya juga sudah dilakukan bulan lalu," kata orang tua Dion, Rosdiana, saat ditemui di rumah duka di kompleks Pasar Bengo.

Meski masih dalam suasana duka, kepergian Dion yang begitu cepat telah diikhlaskan oleh Jita dan kedua orang tua Dion. Mereka hanya bisa berdoa agar arwah anaknya diberi tempat yang layak dan semua amal ibadahnya selama ini diterima di sisi Allah. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads