Padahal PKS sudah punya sembilan nama capres/cawapres yang telah diputuskan Majelis Syuro. Mahfudz, yang merupakan loyalis eks Presiden PKS Anis Matta, kemudian mengaitkan penyebutan nama Anies dengan pencalonan Anis.
Mahfudz menganggap gagasan mengusung Anies sebagai capres dari PKS ialah hal konyol. Sebab, nama Anis Matta, yang sejak awal jelas-jelas ada di dalam daftar sembilan capres/cawapres PKS, justru tidak dipedulikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya, kontestasi di dalam tubuh PKS arusnya kelihatannya tidak menginginkan Pak Anis Matta jadi capres atau cawapres di PKS. Mereka sudah menutup pintu rapat-rapat. Dan bagi saya aneh juga ketika terhadap Pak Anis Matta pintunya ditutup rapat-rapat, tapi di tokoh-tokoh PKS mulai menyebut nama yang lain di luar sembilan nama," tutur Mahfudz di kompleks parlemen, Senayan, Selasa (10/7/2018).
"Misalnya mulai menyebut nama Pak Anies Baswedan. Saya pikir jadi lucu. Yang sembilan ini ada yang ditutup pintunya rapat-rapat, tapi kemudian mulai menyebut nama yang lain," imbuhnya.
Atas alasan itu, Mahfudz mengatakan penjaringan sembilan tokoh capres/cawapres yang telah diputuskan Majelis Syuro PKS itu terkesan main-main. Menurut dia, menjadi aneh ketika nama-nama dalam daftar itu belum selesai diproses, tapi PKS sudah punya ide mengusung orang lain di luar partai sebagai capres.
Baca juga: Presiden PKS: Lebih Baik Anies Tetap di DKI |
"Yang saya pertanyakan, yang sembilan ini belum selesai urusannya, kok sudah nyebut-nyebut yang lain. Jadi yang kemarin apa cuma main-main atau nggak?" kata Mahfudz.
Kembali ke soal Anies, Mahfudz berharap Gubernur DKI Jakarta itu tak tergoda kekuasaan. Dia mengibaratkan Anies seperti imam salat. Sebaiknya Anies melunaskan tugasnya sebagai pemimpin di DKI.
"Kalau saya ibaratkan di kampung, Pak Anies Baswedan ini sudah dianggap sebagai imam salat berjemaah. Kalau salat zuhur kan empat rakaat, jangan sampai baru satu rakaat terus imamnya kabur karena ada urusan lain," ucap Mahfudz.
"Sebagai warga Jakarta, berharap Pak Anies Baswedan ini menjalankan amanah dan komitmennya menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI. Memenuhi semua janjinya sehingga masyarakat Jakarta kemudian puas bahwa telah memilih beliau, kemudian menyaksikan beliau menunaikan tugas. Jadi nggak usah berpikir dan tergoda dengan tawaran para politikus dan partailah segera meninggalkan posisi," tutupnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini