Kasubbag TU BKSDA Provinsi Kalteng Handi Nasoka menjelaskan timnya sedang bergerak menuju rumah Rizky untuk mengevakuasi king cobra tersebut. Ular itu nantinya akan dikembalikan ke habitatnya.
"Tim kami sudah ke sana. King cobra itu sedang kita ambil, kita lihat seperti apa, nanti kemudian akan dilepasliarkan ke habitatnya," kata Handi saat dihubungi detikcom lewat telepon, Senin (9/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handi mengatakan pihaknya sudah mengetahui Rizky suka memelihara ular. King cobra ini sendiri didapat Rizky saat ada kejadian banjir awal Mei lalu.
Menurut Handi, pihaknya tidak bisa melarang warga memelihara king cobra. Menurutnya, ular ini tidak termasuk ular yang dilindungi. Meski demikian, Handi berharap ular ini tidak dipelihara karena sangat berbahaya.
"Kami sih mengimbau agar ular tidak dipelihara, lebih bagus hidup di alam liar. Hewan seperti itu kan pasti ada sifat liarnya. Seperti itu yang kita khawatirkan. Kalau larangan memang tidak ada. Tapi namanya satwa liar seperti itu lebih baik hidup di alam bebas. Takutnya seperti tadi, ada korban jiwa dari yang melihara, dia atau keluarganya atau orang lain," jelas Handi.
Handi berharap evakuasi king cobra di kediaman Rizky ini berjalan dengan lancar. Dari informasi yang dia terima, ular ini ukurannya cukup besar, yakni sekitar 3 meter.
"Memang king cobra dari gigitannya, kalau terkena, bisa meninggal dengan cepat. Sangat berbisa," ujarnya.
Rizky dipatuk king cobra peliharaannya di car free day (CFD) Bundaran Besar Palangka Raya, Minggu (8/7). Ular itu sempat diamankan sebelum Rizky tak sadarkan diri dan dilarikan ke UGD RSUD Doris Sylvanus.
Nyawa Rizky tak tertolong. Dia meninggal dunia pagi tadi di RSUD Doris Sylvanus sekitar pukul 08.30 WIB. Jenazahnya dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. (hri/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini