"Ya macam-macam. Bisa kita lihat dukungan dari partai lain, kan kita terus melakukan lobi-lobi. Bisa melihat untuk mengintip dulu kira-kira dari pihak sana yang dicalonkan siapa. Kemudian juga momentumnya karena, sekali lagi, setiap peristiwa politik harus dikalkulasi secara matang seluruh aspeknya," kata Hasto setelah membuka Workshop Kaderisasi di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).
PDIP meminta seluruh ketum parpol koalisi hadir saat pengumuman cawapres. Rencananya ketua tim kampanye juga akan diumumkan sesegera mungkin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi selagi yang di sana masih bingung mencari calon presiden, buat kita saat ini mempersiapkan aspek-aspek pemenangan pemilu itu sendiri. Siapa yang jadi pimpinan koalisi untuk ketua tim kampanye. Itu kan hal yang harus disiapkan terlebih dahulu, sehingga momentum cuaca baik itu masuk kesiapsiagaan tim kampanye," sambung Hasto.
![]() |
Soal siapa nama cawapres Jokowi, Hasto belum mau membocorkannya. Begitupun soal figur cawapres tersebut berasal dari kalangan parpol atau profesional.
"Kalau saya pribadi, kita ini kan konsisten dalam mengikuti tahapan. Kalau saya membaca dari Ibu Megawati, beliau ini kan konsisten dalam mengikuti tahapannya, tahapan pendaftarannya dari tanggal 4 sampai tanggal 10 (Agustus 2018). Kita juga harus melihat dinamika politiknya, seperti apa? Bagaimana kita menggalang seluruh kekuatan gotong-royong nasional," ujar Hasto.
"Jadi sekali lagi, kita tunggu momentum yang tepat antara tanggal 4 dan 10 dari cuaca yang terbaik untuk mengumumkan pasangan pemimpin bangsa tersebut," imbuhnya.
Baca juga: Siapa yang Dipilih Jokowi? |
Sebelumnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Jokowi pada Minggu (8/7) malam di Istana Batu Tulis, Bogor. Megawati mengatakan nama cawapres Jokowi sudah mengerucut dan tinggal menunggu waktu untuk diumumkan.
"Pengumuman dilakukan pada momentum tepat, dan dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Jadi tunggu saja dan sabar," ujar Megawati dalam keterangan tertulis yang disampaikan Hasto. (haf/dkp)