"Dari awal saya bilang bahwa ayat dalam Quran tak usah dipolitisir untuk kepentingan politik praktis. Nggak usah. Agama itu mengatur tentang sistem perpolitikan, mengatur tentang nasionalisme, mengatur tentang tauhid, mengatur tentang kebangsaan," ujar Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada detikcom, Sabtu (7/7/2018) malam.
"Tapi ayat-ayat yang terkait kepentingan politik praktis itu, sudahlah. Umat ini nggak usah dibodoh-bodohi," imbuh Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Koordinasi Muballigh Seluruh Indonesia ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam politik praktis memang tidak boleh mengembangkan politik identitas itu menjadi suatu kekuatan untuk menciderai orang lain, menyebut orang lain kafir di luar agama Islam," tutur Ngabalin.
Sebelumnya, TGB meminta agar ayat-ayat perang dalam Alquran tak dipakai untuk kepentingan politik karena Indonesia tak berada dalam keadaan perang. TGB pun mengimbau mereka yang berpolitik tidak menyebut lawan politiknya sebagai kafir. Sebab, bangsa Indonesia adalah bersaudara.
"Siapa pun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru, yang saya muliakan, berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang Alquran. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa, saling mengisi dalam kebaikan," ujar TGB dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagram-nya, Jumat (6/7). (dkp/abw)











































