Masalah di Atambua dari Narkoba hingga Infrastruktur Minim

Masalah di Atambua dari Narkoba hingga Infrastruktur Minim

Eva - detikNews
Kamis, 05 Jul 2018 14:00 WIB
Foto: Camat Atambua Servasius Boko (Eva/detikcom)
Jakarta - Camat kota Atambua, Belu, NTT Servasius Boko menyebut permasalahan terbesar di wilayahnya ialah narkoba. Boko menyebut masuknya narkoba di wilayahnya itu mayoritas berasal dari Timor Leste.

Daerah yang dipimpin Boko berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Dia menyebut narkoba kini kian marak mengancam generasi muda di wilayahnya.

"Yang ada sekarang itu narkoba karena di sana (Atambua) itu kita punya peralatan di wilayah perbatasan untuk mendeteksi masuk keluarnya narkoba, tapi itu peralatan kita kan belum secanggih di Jakarta," ungkap Boko usai mengikuti rapat koordinasi penguatan kapasitas camat di kawasan perbatasan negara 2018 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (5/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Boko beranggapan akibat diperketatnya penjagaan di Jakarta, kini NTT menjadi pintu masuk jaringan narkoba ke Jakarta. Hal inilah yang menurutnya membuat narkoba kian marak di NTT.

"Kenapa lewat jalur Timor Leste, karena di pintu masuk antara Timor Leste dengan Kabupaten Belu kita punya alat pendeteksi itu masih terbatas bahkan boleh dibilang belum seberapa sehingga mudah masuk ke sana. Sementara pengawasan di sini (Jakarta) makin ketat maka mereka (para pengedar) kesulitan," ujarnya.

Boko mengatakan aparat kepolisian sudah melakukan pengamanan ketat untuk mencegah masuknya narkoba ke NTT. Hanya saja, menurut Boko, para aparat itu belum dilengkapi dengan alat yang canggih sehingga masih kesulitan untuk mendeteksi barang-barang ilegal yang masuk.

"Sudah ada petugas di sana, tetapi mereka itu harus dilengkapi dengan fasilitas memadai termasuk detektor itu," ucapnya.


Selain itu, Boko menambahkan infrastruktur pembangunan di wilayahnya juga masih minim. Dia berharap pemerintah pusat bisa memberikan bantuan biaya operasional yang lebih.

"Lalu infrastruktur sarana dan prasarana minim, APBD kecil, dalam pembiayaan terbatas. Salah satu camat itu lima tahun lalu mengeluh juga karena kaitannya dengan operasi perbatasan sangat sulit. Kita harapkan untuk pemerintah pusat, ada bantuan dengan biaya operasional," tutupnya. (ams/ams)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads