Kiai Maja (atau Kiai Madja atau Kiai Mojo), lahir di Desa Mojo, Pajang, Surakarta pada tahun 1792. Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, namanya saat lahir adalah Bagus Khalifah. Sementara pada makamnya tertulis namanya Muslim Muhammad Halifah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kiai Maja dikenal sebagai seorang ahli strategi yang memperkuat pasukan Pangeran Diponegoro. Dia juga selalu berpindah tempat untuk berdakwah.
Pada 17 November 1828, Kiai Maja ditangkap dan dibawa oleh Belanda ke Batavia (sekarang Jakarta). Hingga akhirnya pada tahun 1830, Kiai Maja beserta istri dan pasukannya diasingkan oleh Belanda ke Minahasa, Sulut.
Di pengasingan, Kiai Maja mendirikan kampung Jawa di Tondano. Kiai Maja juga menulis manuskrip bertuliskan huruf Jawa Kuno pada awal 1833 yang kini disimpan oleh keluarganya.
Kiai Maja meninggal pada tahun 1849 di pengasingannya. Hingga kini makam Kiai Maja ada di Sulawesi Utara.
Sebelumnya, Prabowo menyampaikan keinginannya untuk mengembalikan makam-makam para pejuang ke tempat asalnya. Mereka antara lain Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Maja yang makamnya berada di Sulawesi Utara.
"Demikian juga di Sulut juga ada. Imam bonjol, tuanku Imam Bonjol. Saya kira harus dikembalikan ke kampung halaman. Kyai Maja juga di Sulut. Harus kita kembalikan sebaga simbol bahwa ketidakadilan harus kita perbaiki. Walaupun terlambat beratus tahun, itu hak keluarganya," kata Prabowo. (bag/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini