"Kalau di-iniin, kalau dipidana nggak bisa. Kalau bisa kita pasti kirim ke pengadilan. Waktu itu kita pernah kirim berkas, ditolak, dikembaliin lagi berkasnya, sulit karena ngambilnya sebotol, kadang-kadang kurang dari sebotol," kata Supriyanto saat dihubungi detikcom, Rabu (4/7/2018).
Supriyanto menuturkan keberadaan bocah pencuri bensin itu atau dikenal dengan bocah tiris bukan sesuatu yang baru. Saat masih menjabat Kapolsek Koja, Supriyanto juga kerap menindak para bocah tiris itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Supriyanto, penindakan yang sudah dilakukan tidak menimbulkan efek jera. Namun, dia memastikan penangkapan terhadap bocah tiris akan terus dilakukan.
"Tapi itu kita tangkepin terus juga. Ya, ke panti sosial. Banyak itu kita tangkep. Nggak kapok, anak-anak jalanan emang," ujar Supriyanto.
Bocah tiris yang biasa beroperasi di kawasan Tanjung Priok tak cuma mencuri bensin dari truk tangki. Oli truk juga mereka curi.
Salah satu bocah tiris, Manto (24) mengaku biasa mengambil oli dari truk. Setiap harinya ia mendapat sekitar 20 liter dan kemudian dijual ke eceran.
"Kalo seliter goceng (Rp 5.000), oli 10 ini mah yang buat motor, dijual ke eceran. Sehari 20 literan lah. Paling Rp 100.000," ujar Manto, saat ditemui sekitar Tanjung Priok, kemarin.
Manto mengaku sudah tiga tahun melakukannya. Namun, tidak semua truk yang menjadi sasaran, ia hanya mendekati truk yang berjalan pelan atau saat situasi macet.
"Kan kalo dia (truk) jalan terus nggak ditirisin, kalau dia berhenti aja, ya udah tiga tahunan lah ya," tutur Manto. (zak/nvl)