2 Kecelakaan Pelayaran Terjadi dalam Waktu Dekat, Apa yang Salah?

2 Kecelakaan Pelayaran Terjadi dalam Waktu Dekat, Apa yang Salah?

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Rabu, 04 Jul 2018 07:12 WIB
Foto: Istimewa via Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Jakarta - Moda transportasi air di Indonesia kembali menjadi sorotan, setelah beberapa kecelakaan pelayaran terjadi dalam waktu dekat dan menelan korban jiwa. Berbagai penyebab kecelakaan pelayaran pun diungkapkan mulai dari faktor pendukung keselamatan kapal hingga faktor cuaca buruk. Namun sebenarnya apa yang salah dari berbagai kecelakaan pelayaran ini?

Publik awalnya dihebohkan dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara pada Senin 18 Juni 2018 lalu. 18 Penumpang selamat dan 3 penumpang meninggal dunia berhasil dievakuasi serta 180 penumpang lainnya hilang.

2 Kecelakaan Pelayaran Terjadi dalam Waktu Dekat, Apa yang Salah?Foto: Keluarga korban menabur bunga di lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun (Antara Foto/Sigid Kurniawan).
Sesaat setelah kejadian, laporan korban hilang akibat tenggelamnya KM Sinar Bangun sempat simpang siur. Hal ini karena kapal tersebut berlayar dengan tidak memiliki data manifest penumpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya dengar dari posko, sampai dengan tadi siang ini yang lapor keluarganya yang hilang itu 192. Lapor nih, di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba," kata Kabasarnas Marsekal Madya M Syaugi di Kementerian Perhubungan, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).


Terpisah, Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan korban hilang penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam berjumlah 186. Sebanyak 94 orang teridentifikasi, sedangkan 92 orang belum diketahui identitasnya.

"Hilang sudah teridentifikasi 94 orang. Yang belum teridentifikasi 92 orang. Itu data terakhir yang diterima tim SAR," kata Agus di Posko Mudik Nasional Kemenhub (20/6).

Selain itu, KM Sinar Bangun juga berlayar dengan membawa penumpang melebihi kapasitasnya yang hanya berjumlah 43 orang. "Berkaitan dengan kapasitas, kapal ini kapasitas adalah 43 orang," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).


Pencarian 180 orang korban hilang KM Sinar Bangun pun resmi ditutup pada Selasa (3/6) kemarin. Di hari yang sama, kecelakaan pelayaran kembali terjadi di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.

2 Kecelakaan Pelayaran Terjadi dalam Waktu Dekat, Apa yang Salah?Foto: Tragedi kandasnya KM Lestari Maju (Istimewa via Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho).
Kapal jenis roro, KM Lestari Maju, kandas setelah setelah dihantam cuaca buruk saat berlayar. Kapal penyeberangan tujuan Pamatata, yang dinakhodai Agus Susanto itu diterpa ombak tinggi hingga air masuk ke kapal. Air masuk ke dalam kapal hingga akhirnya nakhoda mengandaskan kapal sekitar 300 meter dari Pantai Pa'badilang.


Kapal ini mengangkut 139 penumpang dan total 48 kendaraan. Akibat peristiwa ini 27 orang meninggal.


"Data sementara masuk kepada kami berjumlah 27 orang yang meninggal dunia" kata Kepala UPT ASDP Bira, Nurjang di lokasi, Rabu (3/7/2018). (nvl/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads