Tak Elegan, Aksi Ganti Presiden 2019 di Depan Kedai Markobar  

Tak Elegan, Aksi Ganti Presiden 2019 di Depan Kedai Markobar  

Aryo Bhawono - detikNews
Selasa, 03 Jul 2018 17:42 WIB
Girban dan Markobar (Foto: Suryaman Candi/detikcom)
Jakarta - Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Yendi Permana menilai aksi #2019 Ganti Presiden yang dilakukan oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) di depan gerai Markobar, Solo, Minggu (1/7/2018) sangat tidak etis dan tidak elegan. Sebab aksi demonstrasi, protes, ataupun orasi biasanya terpusat di Tugu Gladak, 3,2 kilometer dari Markobar.

"Kota Barat itu merupakan area publik untuk olah raga. Kalau demo ya di Tugu Gladak," kata Yendi kepada detikcom, Selasa (3/7/2018).

Ia memastikan Gibran itu tidak berafiliasi ke politik. Karena itu, aksi yang diprakarsai DSKS dan mantan penyanyi era 1980-an, Neno Warisman, sengaja untuk menyasar Gibran dan kedai martabak Markobar.

Tak Elegan, Aksi Ganti Presiden 2019 di Depan Kedai Markobar  Foto: Infografis: Fuad Hasyim/detikcom

Yendi menepis dalih Endro Sudarsono dari Divisi Advokasi DSKS bahwa dirinya tak tahu bila ada kedai Markobar di depan panggung orasi mereka. Kritik terhadap aksi DSKS itu juga dilontarkan budayawan Sudjiwo Tedjo di media sosial.

"Aku bukan pendukung siapa2. Tp mendemo Pak Jokowi dgn mendemo putranya, menurutku tidak in line dgn pesan leluhur "ANAK POLAH BAPAK KEPRADAH" (anak bertingkah bapaknya yg kena getah). Kalau sebaliknya, bapaknya (yg dianggap) berpolah, jangan anaknya yg digetahi. Demikian usulku," tulis Tedjo.

Untungnya, Gibran justru merespons aksi DSKS itu dengan santai. Dia malah menganggap aksi massa itu sekedar antre untuk membeli martabak produknya. "Tapi mereka antrenya kepagian," kata Gibran.

Bisnis martabak dengan merk Markobar awalnya dirintis oleh teman Gibran bernama Arif Setyo Budi. Arif mewarisi bisnis bapaknya yang diretas sejak 1996.

Pada 2014, ia melanjutkan usaha martabak dengan modifikasi merk jual bernama Markobar. Inovasi produk Markobar dilakukan dengan berbagai variasi produk. Arif mengeluarkan kocek sekitar Rp 100 juta untuk inovasi ini.

"Rp 100 juta sudah bisa jalan. Kontainer Rp 50 juta, AC, peralatan meja, sudah jadi, siap pasang, tinggal cat. Alat masak Rp 10 juta. sewa (1 tahun) Rp 30 juta. Bahan-bahan dan lain-lain (gaji karyawan) Rp 20 juta," ucap Arif kepada detikfinance, 14 Juli 2017.

Gibran baru bergabung dengan Markobar pada 2015 dan membantu mengembangkan gerai dan melakukan inovasi. Tangan dingin Gibran berhasil mengembangkan bisnis Markobar dari satu gerai menjadi 26 outlet di 15 kota.

Namun Gibran tak datang dengan pengalaman kosong ketika bergabung dengan Markobar. Ia sudah meretas bisnis dengan mendirikan katering Chilli Pari pada akhir 2010. Bisnis katering ini dibangun melalui dana mandiri dengan cara berutang pada bank.

Gibran antara lain mengembangkan konsep one stop wedding solution untuk menghidupkan dan mengembangkan bisnis catering tersebut. "Kalau saya lihat wirausaha itu sudah menjadi passion bagi Gibran, saya pernah beberapa kali bertemu soal bisnis," kata Yendi. (ayo/jat)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads