"Sejak malam kami siagakan 10 personel. 6 orang bersiaga di Karangasem sewaktu-waktu jika dibutuhkan evakuasi warga. 4 orang personel ACT standby di tiap pos pantau. Mulai dari pos pantau Rendang, Posko Pasebaya, Kedundung, dan Koramil Rendang," ujar Koordinator Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT), Kusmayadi dalam keterangan tertulis, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho pun memaparkan erupsi Gunung Agung tersebut melontarkan lava pijar hingga 2 km. Tak hanya itu, diawali dengan dentuman besar lalu terlontarnya lava pijar, erupsi Gunung Agung juga memicu abu vulkanik melonjak tinggi sekitar 2.000 m dari atas puncak kawah.
"Saat terjadi erupsi, masyarakat sekitar Kabupaten Karangasem sampai ke Denpasar, Bali, dikejutkan suara letusan yang keras. Beberapa menit berselang, lontaran lava pijar membubung kemudian menuruni lereng sampai menyebabkan hutan di puncak Gunung Agung terbakar," ungkap Sutopo.
Baca juga: Kondisi Terkini Warga Lereng Gunung Agung |
Dari gambar-gambar yang tersebar cepat di berbagai jejaring sosial, tampak jelas lava pijar berwarna oranye terang memenuhi lereng-lereng Gunung Agung. Ia juga menuturkan lontaran lava pijar tersebut diperkirakan mengarah ke bagian timur hingga timur laut Gunung Agung.
"Lava pijar diperkirakan akan meluncur sampai ke Daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem. Selain sebelah timur, lava pijar Gunung Agung juga diperkirakan mengarah ke bagian barat dan selatan. Imbas dari pergerakan liar lava pijar, area hutan yang terbakar di sekitar kawah menjadi semakin meluas," kata Sutopo.
Sesaat setelah itu, pengamatan visual pun menunjukkan kolom abu vulkanik berwarna kelabu. Intensitas abu vulkanik pun nampak tebal dengan pergerakan angin mengarah ke barat.
Melansir dari Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Agung, erupsi pada Senin malam tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi erupsi sampai 7 menit 21 detik.
Saat laporan ini dituliskan, Gunung Agung masih berada di status Level III atau Siaga. Sementara itu, zona radius bahaya ada dalam lingkaran 4 km dari puncak kawah. (mul/ega)