"Tidak selfie. Tidak sama sekali. Dia tidak megang HP. Saat kejadian HP itu ada di kantong. Masih di resleting," kata ibu GES, Yanri (46) saat ditemui di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Minggu (1/7/2018).
Yanri menjelaskan, GES bersama sang ayah hendak mengambil foto pemandangan sunset dari atas tebing. GES sama sekali tak berencana selfie. Bahkan, sepengetahuan Yanri, sang anak tidak pernah selfie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (GES) tidak pernah selfie sendiri gitu ya, kayak kita gini. Kalau pun punya foto sendiri, kita yang fotoin dia. Dia selfie sendiri gitu nggak pernah," imbuh Yanri.
Dia kemudian menjelaskan kronologi insiden tewasnya GES. Yanri menuturkan, dia ada di lokasi yang berbeda saat GES dengan sang ayah hendak mengambil foto sunset.
Menurut cerita dari si ayah, GES terhilang kehilangan keseimbangan setelah mencoba berdiri di atas tebing. Si ayah pun tidak bisa berbuat banyak karena kejadian begitu cepat.
"Pada saat kejadian itu papanya nggak bisa... namanya kejadian gitu sepersekian detik, mau diraih juga nggak bisa. Ya sudah jatuhnya gitu. Apa ya... hilang keseimbangan tiba-tiba. Jadi entah posisinya gimana, ya kita udah nggak bisa nanya. Tiba-tiba kayak orang oleng gitu. Jatuh langsung. Bawah itu bentuknya pantai, tapi jurang," tutur Yanri.
"Bukan (mundur-mundur karena selfie). Kamera itu masih tergantung di tas dia. Jadi belum ada kamera yang dikeluarkan sama sekali," tegasnya.
Setelahnya, Yanri langsung menuju lokasi kejadian setelah dipanggil oleh sang ayah. Beberapa orang, termasuk si ayah segera berusaha memanggil ambulans untuk membawa GES ke rumah sakit.
Sementara itu, GES masih terlihat bernapas sesaat setelah kejadian. Yanri mengaku mendengar erangan GES. Bahkan, GES masih sempat memanggil si ayah saat ambulans tiba di lokasi.
"Papanya langsung cari saya. Saya cepet-cepet lari naik mobil turun ke bawah. Dia (GES) posisinya sudah tidur miring. Belum meninggal, karena masih mengerang gitu, tapi diam. Habis itu orang-orang banyak juga yang bantuin," ucap Yanri.
"Begitu ambulans datang, dia (si ayah) bilang, 'Ernest ini ambulans sudah ada'. Terus dia manggil 'Daddy' gitu kan. Terus nggak lama lagi kayak orang berhenti napasnya," sambungnya.
Nyawa GES tak tertolong meski rumah sakit telah berupaya maksimal. Diperkirakan GES meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Kalau dari surat RS memang sebenernya posisinya meninggal... posisinya saat sampai di RS itu sudah meninggal sebenarnya. Cuma kita masih berusaha. Jadi tetap di RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru). Terus masukin obat. Tapi ya sudah maksimal obatnya tapi tidak tertolong, ya artinya ya sudah," cerita Yanri.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa tewasnya GES terjadi di Tebing Pantai Balangan, Jimbaran, Kuta Selatan pada Jumat, 29 Juni 2018, pukul 17.45 Wita.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja menuturkan korban datang bersama keluarganya untuk berwisata pada pukul 17.00 Wita. Menurut keterangan saksi mata, sambung Hengky, korban terpeleset saat pose berdiri di pinggir tebing dengan ketinggian 30 meter.
"Korban diketahui saksi saat terpeleset terjatuh dari tebing dengan ketinggian 30 meter. Diakibatkan karena berdiri di pinggir tebing waktu berfoto selfie," tutur Hengky. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini