Datangi Komnas HAM, Pegawai KPK Tegaskan Kasus Novel Harus Diungkap

Datangi Komnas HAM, Pegawai KPK Tegaskan Kasus Novel Harus Diungkap

Samsdhuha Wildansyah - detikNews
Jumat, 29 Jun 2018 13:22 WIB
Foto: Samsdhuha Wildansyah/detikcom
Jakarta - Wadah Pegawai (WP) KPK mendatangi kantor Komnas HAM. Kedatangan mereka untuk menanyai perkembangan penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Pantauan detikcom di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6/2018) pukul 13.10 WIB ketua WP KPK Yudi Purnomo datang ditemani 5 orang lainnya. Dia disambut oleh Komisioner Komnas HAM, Chairul Anam.

"Novel adalah pegawai KPK, sudah menjadi tugas dan tanggungjawab WP untuk memperjuangkan pegawai KPK," kata Yudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yudi mengatakan kasus Novel belum menemukan titik terang hingga saat ini. Dia pun berharap kasus teror terhadap Novel ini bisa segera dituntaskan.

"WP silaturahmi ke Komnas HAM sekaligus ingin mendengar perkembangan penanganan kasus Novel di sana yang dilakukan tim Komnas. Kami berharap ada hasil yang signifikan yang bisa membuka tabir gelap selama ini. Ini adalah ikhtiar kami bersama," ucap Yudi.

Yudi menyatakan kasus teror terhadap Novel tak bisa disepelekan. Jika penyerangan terhadap Novel tak terungkap, dia mengatakan para pegawai KPK lain bisa menjadi sasaran berikutnya.

"Kita tidak boleh melupakan apalagi sampai menyepelekan kasus-kasus seperti ini. Kalau penyerangan terhadap Novel tidak terungkap, maka bisa saja ada risiko bagi pegawai KPK lainnya ditengah gencar KPK memberantas korupsi," ucapnya.



Sebelumnya, Komnas HAM membentuk tim pemantau kasus Novel. Tim bentukan Komnas HAM itu terdiri dari Prof Dr Franz Magnis-Suseno, Prof Dr Abdul Munir Mulkhan, Alissa Wahid, dan Bivitri Susanti. Tim itu sebenarnya sudah habis masa tugasnya pada Mei lalu, tetapi diperpanjang selama 3 bulan lagi.

Novel sendiri diserang menggunakan air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Saat itu, Novel baru saja menjalani salat subuh di masjid dekat kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Ia pun harus menjalani operasi berkali-kali untuk memulihkan kondisi matanya--terutama mata kiri--yang rusak hingga 95 persen dan dipasangi artificial cornea. Hingga kini, pelaku atau bukti kuat yang mengarah ke terduga pelaku masih belum didapatkan. (haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads