Mencari Sosok Sekaliber JK

Mencari Sosok Sekaliber JK

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Jumat, 29 Jun 2018 09:56 WIB
Foto: Wapres JK. (Noval-detikcom)
Jakarta - Gugatan UU Pemilu ditolak MK sehingga Jusuf Kalla (JK) tak bisa kembali jadi calon wakil presiden untuk periode berikutnya. Di sisi lain, JK pun menyatakan ingin istirahat.

Hanura sebagai partai pendukung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019 menyayangkan hal tersebut. Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah berharap bisa menemukan cawapres sekaliber JK untuk 2019.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK merupakan tokoh senior baik di dunia politik maupun ekonomi di Indonesia. Jubir Wapres JK, Hussain Abdullah menilai sulit untuk menemukan figur yang identik dengan sosok asal Sulawesi Selatan tersebut.

"Tidak mudah saya kira, karena dia lentur bisa ke mana saja. Secara internasional juga begitu sangat lengket apakah dengan Mahathir, Najib, Anwar Ibrahim, sama Obama pun dia seperti berteman," ujar Hussain saat berbincang dengan detikcom, Kamis malam (28/6/2018).

Hussain yang juga berasal dari Sulawesi Selatan ini kemudian bercerita tentang sosok JK. Pertama-tama dia menilai JK sebagai sosok yang solutif.



"(JK adalah) orang yang berpikir cepat, sangat solutif, karena dia ibaratnya tinggal nge-print saja, karena dia sudah pengalamannya banyak. Sejak muda sampai jadi pengusaha, terus jadi pemerintahan selama 20-an tahun, jadi dia orang yang sangat tanggap punya jawaban di hampir tiap masalah," tutur Hussain.

Pria yang akrab disapa Ucheng itu pun menyebut JK juga aktif di bidang kemanusiaan. Dia sebenarnya agak heran ketika JK berkata ingin istirahat.

"Tidak bisa diam orangnya Pak JK. Olahraganya saja rutin, kalau tidak Selasa, Kamis atau Sabtu. Yang rutin kayak treadmill, kalau senggang nulis apa saja. Kalau istirahatnya Pak JK itu bukan hitam putih itu, pasti dia ngurusi ini-itu juga," kata Ucheng.

JK berasal dari keluarga Muhammadiyah dan juga Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini membuat JK bisa diterima semua kalangan.

"Nah, dia seorang muslim relijius-nasionalis sehingga bisa diterima semua pihak. Jadi komunikasinya lentur kepada siapapun. Etnis Tionghoa, orang Kristen, siapapun. Sampai bahwa dia sukses menengahi konflik Poso dan Ambon, itu karena sebelum jadi pejabat juga sudah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh di sana," tutur Ucheng.

Apakah JK pernah bicara sosok 'JK Junior'?

Menurut Ucheng, JK tak pernah secara eksplisit bicara siapa penerusnya. Namun JK selalu 'mengetes' dengan memberikan penugasan-penugasan.

"Selalu memberi kesempatan pada banyak orang, penugasan-penugasan, lisan saja. Itu dia menugasi orang-orang itu sesuai kapasitas yang dimiliki," kata Ucheng.

Terkadang JK menyuruh seseorang ke suatu tempat, padahal sebetulnya JK sudah menugaskan orang lain di tempat itu. JK, kata Ucheng, bermaksud meminta orang tersebut belajar.

"Terus kalau orang orang yang dia percaya disatukan itu jadi kekuatan," ungkap Ucheng.

(bag/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads