"Kami menganggap itu satu warning bagi kita aparat intelijen supaya lebih berhati-hati. Tidak terkontaminasi oleh pihak-pihak yang ingin membawa pihak intelijen ini pada satu calonlah, untuk pemenangan satu calon," kata Anton saat wawancara eksklusif bersama detikcom di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (26/6/2018).
Dia memastikan BIN akan menjaga ketaatan asas penyelenggaraan intelijen. Ini termasuk dalam bersikap netral dalam politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tetap taat pada asas intelijen yang sudah ada aturannya, sudah ada hukumnya, sudah ada etikanya dan disumpah. Selama itu tidak berubah, saya kira asas penyelenggaraan intelijen tetap pada relnya," ucap Anton.
Anton kemudian menegaskan netralitas menjadi satu hal utama yang selalu dipegang oleh BIN. "Jadi netralitas itu adalah hal yang utama dan kita juga di dalam etika ini diwajibkan untuk berperilaku, bersikap profesional, objektif, dan netral tadi," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono menuding ada oknum BIN-Polri-TNI yang tidak netral. Dia meminta aparat bersikap netral menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.
"Mengingatkan agar negara, pemerintah, aparat BIN, Polri, dan TNI bersikap netral. Saya diserang oleh partai politik tertentu, katanya SBY panik. SBY tidak panik! Biasanya orang yang panik itu cenderung curang. Insyaallah kami tidak curang, tetapi kami waspada," ujar SBY dalam konferensi pers di Hotel Santika, Bogor, Sabtu (23/6).
"Yang saya sampaikan ini cerita tentang ketidaknetralan elemen atau oknum dari BIN, Polri, dan TNI. Itu ada nyatanya, ada kejadiannya, bukan hoax. Sekali lagi ini oknum. Namanya organisasi Badan Intelijen Negara atau BIN, Polri, dan TNI itu baik," imbuhnya. (yas/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini