"Pesta demokrasi di Indonesia cenderung yang menang itu yang paling populer daripada yang berpengalaman untuk betul-betul membangun watak orang di parpol di Indonesia berdasarkan pada 4 konsesus dasar negara yaitu pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, bagaimana ke depan cenderung calon parpol mementingkan diri sendiri dan parpol di atas bangsa negara?" tanya Brigjen Justin.
Hal itu ditanyakan Justin dalam kuliah umum oleh Wapres JK kepada Peserta PPRA LVII dan PPRA LVIII Tahun 2018 Lemhanas RI di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK tak membantah soal kecenderungan orang terkenal menang pemilu. Hanya saja dia menyebut di Indonesia tetap ada batasan-batasan soal syarat keikutsertaan dalam pemilu, salah satunya syarat pendidikan minimum.
"Jadi ya memang akibat pemilu langsung di mana pun itu yang populer yang ini... jangan lupa di Amerika juga Trump belum tentu yang terbaik banyak yang mengkritiknya tapi karena dia populer ya jadi," tutur JK.
"Saya kira dimanapun akan terjadi dalam sistem demokrasi yang terbuka namun sistem ini di Indonesia juga ada batasan-batasannya katakanlah itu pendidikan ada minimum apa gitu kan," imbuhnya.
![]() |
Menurut JK, keterpilihan orang populer itu juga merupakan hasil pilihan rakyat. Inti dari demokrasi sendiri adalah penyaluran suara rakyat.
"Inti demokrasi adalah pilihan rakyat," jelas JK.
(rna/ams)