Daeng Sunggu yang menderita penyakit kusta dan TBC selama bertahun-tahun ini, tinggal di kampung Bara-baraya, dusun Tanete Bulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu. Kampung ini memang hanya bisa diakses dengan berjalan kaki atau dengan motor khusus.
Selain warga, Daeng Sunggu juga ikut ditandu sarung oleh relawan sekolah kolong yang sedang berada di kampung itu merampungkan pembangunan ruang sekolah yang mereka dampingi selama lebih dari 10 bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sampai di jalan poros, Daeng Sunggu dibawa ke Puskesmas Tompobulu menggunakan ambulans. Karena terlanjur sakit parah, ia lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangan dan dilanjutkan ke RS Tajuddin Chalik Makassar.
"Kurang lebih 1 jam kita tandu ke jalan besar. Kami sudah pernah membawa seorang dokter untuk memeriksanya, tapi memang harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan," kata seorang relawan, Mulyadi, Minggu (24/06/2018).
![]() |
Relawan mengaku, butuh waktu lama meyakinkan Daeng Sunggu dan keluarganya untuk mau berobat di Rumah Sakit. Selama ini ia hanya berobat seadanya menggunakan ramuan tradisional. Bahkan, relawan harus mendatangkan tiga orang dokter untuk memeriksa dan meyakinkannya.
"Yang sulit sebenarnya itu meyakinkan mereka untuk mau berobat secara medis. Karena warga masih percaya dengan dengan pengobatan tradisional. Mereka juga takut dengan biaya berobat yang mahal," lanjutanya.
![]() |
Sejak beberapa hari terkahir, Daeng Sunggu mengalami sesak nafas dan batuk darah. Ia juga mengalami luka dibagian kakinya yang sudah sangat parah. Hanya saja, pihak keluarga tidak pernah befikir untuk mau membawanya ke Rumah Sakit, meskipun mereka telah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Kami juga berterima kasih karena pihak Puskesmas juga bergerak cepat setelah kami melaporkan hal itu. Ia (Daeng Sunggu) ini punya KIS jadi aman untuk berobat. Selama ini memang sulit diyakinkan," pungkasnya. (asp/asp)