Golkar ke Prabowo: Jangan Buat Keributan Asal Tuding Mark Up LRT

Golkar ke Prabowo: Jangan Buat Keributan Asal Tuding Mark Up LRT

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Jumat, 22 Jun 2018 17:57 WIB
Golkar ke Prabowo: Jangan Buat Keributan Asal Tuding Mark Up LRT
Ace Hasan Syadzily (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Ketum Gerindra Prabowo Subianto menuding anggaran pembangunan LRT di Indonesia di-mark up. Partai Golkar meminta Prabowo tak asal menuding.

"Pak Prabowo jangan hanya menuding. Jangan bisanya melempar masalah, lalu membuat keributan," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada detikcom, Jumat (22/6/2018).

Ace meminta Prabowo membeberkan data dan bukti hukum yang dimilikinya. Ia juga mempersilakan Prabowo melapor ke KPK atau kepolisian jika memang tuduhannya valid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kita ini negara hukum. Tidak etis rasanya menuding tanpa ada data dan bukti. Jika dinilai bahwa pembangunan LRT ini terlalu mahal, apakah sudah dihitung secara detail komponen pembiayaannya," ujarnya.

Ace mengatakan seharusnya Prabowo berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, di masa kepemimpinannya, Indonesia memiliki LRT dan MRT.

"Di bawah pemerintahannya (Jokowi), keinginan memiliki LRT dan MRT sebentar lagi akan dipakai rakyat di Palembang dan Jakarta," kata Ace.

Seperti diketahui, Prabowo menuding biaya pembangunan LRT di Indonesia di-mark up. Dia pun mengaku mengantongi data soal biaya pembangunan untuk LRT di dunia yang hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan 24,5 km, biayanya hampir Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain US$ 40 juta/km.


Pernyataan Prabowo soal dugaan mark up di proyek LRT dapat disaksikan dalam video di bawah.

[Gambas:Video 20detik]


Namun Prabowo tak mengungkap sumber data yang dijadikan rujukan. Tudingan Prabowo telah dibantah oleh Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar.

Mashudi menyebut biaya pembangunan LRT di Palembang sebenarnya sudah sesuai dengan harga pasar, mengingat konstruksi LRT yang diterapkan di Palembang merupakan konstruksi layang yang membutuhkan biaya tinggi. Ia mencontohkan biaya pembangunan LRT di Malaysia dan Filipina.

"Di Malaysia, (rute) Kelana Jaya-Ampang 7,2 miliar yen/km (65,52 juta/km). Manila, LRT Fase 1 extension, 8,2 miliar yen/km (US$ 74,6 juta/km)," ungkap Mashudi. (elz/elz)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads