"Indikasi pelemahan TNI bisa dilihat dengan belum ditingkatkannya kapasitas personel, anggaran, dan alutsista di tubuh TNI dalam rangka keterlibatannya bersama kepolisian RI menghadapi terorisme dan ancaman keamanan lainnya. Sementara pada waktu yang sama, pemerintah ini masih terlihat menganakemaskan Polri," ujar Waketum Gerindra Ferry Juliantono kepada detikcom, Rabu (20/6/2018).
Ferry menyinggung pengangkatan Komjen Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jabar. Ferry menyebut pemerintah ingin melakukan dwifungsi di tubuh kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam videonya, Prabowo juga menyampaikan bahwa yang punya uang bisa berkuasa. Gerindra menyebut pernyataan Prabowo itu fakta.
"Karena pilpres dan pilkada butuh uang banyak. Itu fakta. Para peserta pilkada ada berapa orang yang ditangkap KPK karena mereka butuh uang untuk memenangkan pilkada. Pilkada saja butuh uang, apalagi pilpres," kata anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi secara terpisah.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo mengkritik sejumlah hal dari pemerintah. Eks Danjen Kopassus itu menyampaikan pandangan terhadap kondisi bangsa Indonesia yang menurutnya kian lemah, termasuk TNI.
Indonesia disebut sedang dalam keadaan 'state capture', suatu keadaan negara yang dikuasai pejabat, pihak swasta, dan pihak asing. Kondisi inilah yang membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang lemah.
"Saudara-saudara, kondisi inilah yang membuat bangsa Indonesia menjadi lemah. Tentara kita lemah, Angkatan Udara kita lemah, Angkatan Laut kita lemah, kekayaan kita diambil. Dan dengan demikian, kita merasa kondisi ekonomi kita semakin memprihatinkan, semakin menyusahkan kehidupan rakyat," ujar Prabowo dalam video yang diunggah di akun Facebbok-nya, Selasa (19/6). (dkp/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini