"Untuk mempercepat kinerja pencarian dan pertolongan, sudah dibentuk 5 tim. Pertama untuk tim pendaftaran korban, di sini pusatnya," kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi di Posko Pencarian Korban Kapal Tenggelam, Kecamatan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumut, Selasa (19/6/2018).
Penanggungjawab posko pendataan korban itu adalah Polres Simalungun dan Polres Samosir. Hingga saat ini, manifes penumpang belum ditemukan sehingga menjadi kendala pencarian korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim kedua adalah untuk pencarian korban yang dipimpin oleh Basarnas. Ketiga, dibentuk tim untuk meneliti penyebab kecelakaan.
"Selain cuaca, ada informasi bahwa kapalnya air sudah masuk dan kemudi patah. Nanti KNKT yang akan memverifikasi penyebabnya," jelas Budi.
Tim keempat adalah penanganan korban baik yang meninggal dunia maupun masih hidup. Tim kelima lalu dibuat untuk pemulangan korban.
"Kalau yang meninggal, SOP-nya dibawa ke RS dilakukan visum dan identifikasi oleh DVI, kemudian urus administrasi dan diantar oleh pemda ke alamat," ungkapnya.
Budi mengatakan kecelakaan KM Sinar Bangun ini menjadi koreksi bagi pemerintah sebagai regulator dan juga ke operator kapal. Dia juga menyayangkan ketiadaan pelampung di kapal.
"Saya kira kalau ada kebutuhan life jacket di kapal pasti kejadinnya tidak akan seperti sekarang ini," ucap Budi.
Hingga siang ini, sebanyak 19 penumpang KM Sinar Bangun sudah ditemukan. Satu korban meninggal dunia sementara 18 orang lainnya selamat.
Ini video saat Kapal Tenggelam di Danau Toba
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini