"Lihat saja dari mulai hari pertama Ramadan sampai hari kedua Idul Fitri ini, apa yang dikerjakan umat Islam yakni hal-hal yang mempersatukan dan menyejukkan antara lain, acara buka puasa bersama dengan mengundang berbagai kalangan masyarakat, bagi-bagi takjil, berbagi kepada kaum duafa dan anak-anak yatim, tarawih, iktikaf di masjid, membayar zakat kepada fakir miskin, lalu ketika hari raya menggelar open house terbuka kepada masyarakat luas bersilaturahmi dan bermaaf-maafan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, beragama itu sangat penuh keramahan, kegembiraan, kesejukan, tidak ada sama sekali kegiatan-kegiatan radikal, ekstrem, terorisme yang menganggu masyarakat.
"Dari fakta-fakta tersebut, siapapun yang mengkait-kaitkan Islam dengan kekerasan, radikal, terorisme berhentilah, lihatlah kesejukkan yang Islam tampilkan selama Ramadan dan Idul Fitri," ungkapnya.
Baca juga: Mengasah Hati dengan Muhasabah |
Pria yang disapa HNW ini mengingatkan bahwa beragama itu dalam konteks Indonesia adalah faktor yang menguatkan kehidupan bangsa Indonesia sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, dan negara.
Kesadaran ini penting, lanjut HNW, apalagi menghadapi tahun politik sangat penting sehingga ketika pilkada, pileg dan pilpres, bangsa ini telah memiliki bekal sosial dan spiritual bahwa seluruh anak bangsa Indonesia bersaudara apapun latar belakang politik dan pilihan politiknya.
"Sekali lagi bawalah kesadaran ini dalam politik. Pilihan boleh beda tapi tidak harus konflik, semua bersaudara jangan saling bermusuhan, jangan menyebarkan hoax dan fitnah. Kalau itu tercapai maka masyarakat akan menggunakan hak politiknya dengan rasional dengan semangat bahwa kompetisi ini bukanlah mencari musuh tapi mencari yang lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara," tandasnya yang saat Open House dihadiri Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan anggota Lembaga Pengkajian MPR Harun Kamil.
(mul/mpr)











































