Puan Berterima Kasih ke AHY yang Kritik Revolusi Mental

Puan Berterima Kasih ke AHY yang Kritik Revolusi Mental

Faiq Hidayat - detikNews
Selasa, 12 Jun 2018 12:36 WIB
Puan Maharani, politikus PDIP yang juga Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung program revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi). Politikus PDIP Puan Maharani menilai pidato AHY sebagai dinamika politik.

"Ya itu biasa saja dalam dinamika politik seperti itu," ujar Puan kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (12/6/2018).

Puan, yang juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), menyebut, jika pidato itu berupa kritik yang membangun, pemerintah sangat senang. Selain itu, Demokrat saat ini belum menentukan koalisi atau oposisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Hari ini Demokrat juga belum menentukan posisinya ada di mana, jadi kalau memberikan kritik selama membangun, saya terima kasih," kata Puan.

Terkait Pilpres 2019, Puan mengaku tidak bisa memprediksi apakah Demokrat akan berkoalisi dengan PDIP di Pilpres 2019. "Bagaimana nanti apakah ini akhirnya Demokrat bergabung atau tidak tentu saja tanya Pak SBY," ucap Puan.

Sebelumnya, AHY mempertanyakan eksistensi program revolusi mental yang dicanangkan Jokowi. Menurutnya, eksistensi program tersebut tidak terlihat lagi.



"Sebenarnya, pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebagian besar rakyat menaruh harapan kepada program, pembangunan manusia Indonesia. Ketika pemerintah saat ini, berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas, kita patut bertanya, apa kabar 'revolusi mental'?" ucap AHY di JCC, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).

Menurut AHY, karakter masyarakat Indonesia yang awalnya berbudi pekerti dan santun kini kian pudar. Saling singgung dan merasa paling benar adalah hal yang kini kerap ditemukan. Kini generasi baru perlu meneladani generasi pendahulu yang berhasil mengatasi ego masing-masing dengan karakter yang mengedepankan persatuan. (fai/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads