"Nanti kami kasih penjelasan ke Demokrat, ke Bang Ferdinand Hutahaean (Ketua DPP PD Bidang Hukum) dan teman-teman yang lain bahwa tidak benar HR (Habib Rizieq) yang jadi komandonya. Dia sebagai ulama, sebagai tokoh memberikan masukan dan usulan, nasihat, bukan sebagai komando," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (8/6/2018).
Ia menambahkan, komunikasi Gerindra dengan PD pun sudah berjalan. Keputusan akhir terkait koalisi, dikatakan oleh Andre, akan dimatangkan seusai Pilkada Serentak 2018.
"(Komunikasi) sudah berjalan. Tapi nanti kami matangkan setelah pilkada serentak. Karena semua pihak sepakat kami akan bicara setelah Lebaran, pilkada serentak, baru kami bisa," ungkapnya.
Menurutnya, dukungan PD akan berpengaruh terhadap pemenangan Prabowo pada Pilpres 2019. Ia pun berharap lebih banyak lagi tokoh yang mendukung pemenangan Prabowo.
Baca juga: Rizieq dan Angan-angan Koalisi Keummatan |
"Tentu ada pengaruhnya. Partai Demokrat punya 10 persen suara pemilih, tentu punya pengaruh. Apalagi Pak SBY merupakan presiden dua periode, pasti punya pengaruh. Kami berharap semakin banyak partai dan tokoh yang mendukung Pak Prabowo, tentu akan membantu pemenangan Pak Prabowo," ujarnya.
Sebelumnya, PD belum menentukan sikap bergabung dengan Koalisi Keummatan. Alasannya, PD merasa keberatan jika Koalisi Keummatan di bawah komando imam besar FPI Habib Rizieq Syihab.
"Kalau citranya jadi subordinat atau di bawah komando Habib Rizieq, kita tak akan terima itu. Makanya kemarin setelah itu terjadi, Partai Demokrat membangun sikap, kita akan membangun Poros Nusantara. Kalau di bawah komandonya Habib Rizieq, kita akan mengurungkan niat bergabung," kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean di kantor DPP Demokrat, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (7/6).
Tonton juga video pernyataan 'PA 212: Rizieq Dorong Gerindra-PAN Deklarasi Koalisi Keumatan'
(yas/rvk)