Sekelompok nisan di kawasan Azerbaijan itu disambangi oleh Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie dan peneliti dari FIB UI yang juga pakar studi Persia, Bastian Zulyeno, PhD pada Selasa (5/6/2018) lalu.
Nisan-nisan kuno itu terletak di daerah Sundu dan Maraza. Cukup jauh dari pusat ibu kota negara api yang terletak di Baku.
![]() |
"Situs yang di Azerbaijan ini jauh sekali, 2,5 jam dari Baku. Orang lokal mengenal ini makam kuno aja, bukan yang lain. Di sekitarnya ada perkampungan Sunni. Ini bukan tempat wisata atau tempat yang populer," tutur Bastian saat berbincang dengan detikcom, yang ditulis Jumat (8/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pre-riset, sambil mengumpulkan data terkait dengan masuknya sejarah Islam Nusantara," jelas dia.
Dari foto-foto yang dikirimkan oleh Dubes Husnan, makam kuno itu memiliki nisan yang tinggi dengan ujung lancip dari batu. Ada ukiran-ukiran di makam dan nisan itu.
![]() |
Menurut Bastian, jika dilihat dari material culture, nisan-nisan tersebut memiliki inskripsi dan simbol-simbol sufi seperti sepatu dan lentera, syair - syair Persia yang biasa ditulis pada nisan, yang umumnya terdapat pada pemakaman tokoh sufi atau raja-raja. Begitu juga jika dilihat dari lokasi pemakaman yang ada di atas bukit.
Ciri-ciri ini sangat mirip dengan nisan yang ditelitinya di Barus Sumatera Utara dan Lhokseumawe Aceh.
"Ini ada kemiripan sekali nisan-nisan di Barus dan Aceh dengan nisan yang kami temukan di Azerbaijan," ungkap Bastian.
![]() |
"Untuk nisan di Barus ya mirip, meski bentuk dasarnya beda. Motifnya khas, motif sufi. Aksaranya sih Aksara Arab, juga Arab Perso atau Persia," jelas dia.
Sedangkan untuk makam di Aceh, baru ditemukan pada Juni 2014 lalu. Makam kuno itu ditemukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.
Makam kuno itu ada yang anonim, ada juga yang sudah berhasil dibaca inkripsinya sehingga diketahui nama pemiliknya seperti: Naina Hisamuddin, Teungku Meurah, Yuan Hasanah.
![]() |
"Kalau yang anonim belum tentu anonim, mungkin saja inkripsinya belum berhasil dibaca, karena kurang jelas. Itu biasa saja karena perlu proses lama, mengingat itu nisan kuno," tuturnya dalam percakapan dengan detikcom, Kamis (7/6/2018).
Bastian mengatakan di nisan makam Naina Hisamuddin, tertera juga syair Persia.
Atas dasar tersebut, maka asumsi awal pre-riset yang dilakukan Zulyeno adalah ada hubungan antara nisan kuno di Azerbaijan dan Barus-Sumut dan Lhokseumawe-Aceh.
"Ini asumsi awal, berdasarkan material yang saya lihat, memang ada kesamaan.
Bisa disebut ada hubungan sufi. Kami (Bastian dan Dubes Husnan) menyimpulkan pertama kali ada hubungannya dengan Nusantara berdasarkan kemiripan tadi," simpul dia.
Nah, apa yang bisa dikuak berdasarkan temuan makam nisan kuno di Azerbaijan ini? Ikuti artikel selanjutnya!
(nwk/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini