Hal ini membuat negara dengan sebutan Al Magribi ini menyumbang 2,1% dari total penduduk muslim dunia. Tak terlalu berbeda dengan Indonesia, Aljazair juga punya tradisi dan budaya yang menarik.
Salah satunya adalah ilmu bela dirinya yang ternyata berasal dari Indonesia. Bukan sekadar dikenal, tapi juga berkembang pesat di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Indahnya Berbagi di Lembah Kashmir |
Tapak suci merupakan olah raga bela diri yang keberadaannya sudah tak asing lagi di Indonesia. Tak hanya di Nusantara, tapak suci telah mengibarkan sayapnya ke kancah internasional.
Di Aljazair, perguruan tapak suci sudah diresmikan oleh asosiasi Hillal Eucalyptus pada 2014 silam. Sampai saat ini, sudah ada lebih dari 2.000 pesertanya.
Tak hanya beranggotakan laki-laki, para wanita pun tertarik belajar. Salah satunya adalah Belaghrais Hizia. Gadis 17 tahun ini sudah mengikuti olahraga ini sejak 2014.
Tak hanya senang dapat menyalurkan hobi sekaligus menjaga diri, perempuan yang sudah lima kali menyabet medali emas pada kejuaraan tingkat nasional ini juga memilih tapak suci sebagai olahraganya karena beladiri ini berdasarkan asas Islam.
![]() |
Tim Jazirah Islam juga berkesempatan bertemu dengan master tapak suci di sini, Sekfane Lahcene. Jurus tapak suci terbagi ke dalam delapan kelompok jurus yang masing-masing diberi nama dari flora dan fauna agar mudah dihafal.
Masing-masing jurus ini dibedakan sesuai dengan alat penyasar, karakter, dan kekhasan masing-masing. Sekfane Lahcene tak mengubah nama jurus-jurus ini menjadi bahasa Arab atau Prancis seperti bahasa sehari hari orang Aljazair.
Hal ini disebabkan agar seluruh peserta yang ikut, tahu identitas seni bela diri ini berasal dari Indonesia. Gerakan yang indah namun kuat dalam bela diri ini membuat Lahcene sang pengajar menggagas dan membawa tapak suci untuk pertama kalinya ke Aljazair.
Bermula dari kecintaannya kepada olahraga yang mengadalkan kekuatan fisik, membawa ia berselancar di dunia maya dan menemukan tapak suci. Tanpa berpikir panjang, sebulan kemudian, tepatnya di 2011 ia langsung berangkat ke Jogja untuk mendalaminya.
Setelah setahun belajar, pria berusia 38 tahun ini pulang dan mencoba memperkenalkan olahraga ini kepada teman-teman di assosiasinya, sehingga tapak suci diresmikan dan terus dikembangkan.
Saksikan cerita lengkap perjalanan di Negeri Al Maghribi Aljazair, hanya di program Jazirah Islam, Jumat 8 Juni 2018 pukul 15:00 WIB di TRANS 7. (rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini